Label

Jumat, 29 November 2013

Kami Adalah Pahlawan Kehidupan



Kami adalah pahlawan kahidupan, mungkin kalian berpikir keras untuk mengartikan kalimat tersebut. Yah, kalimat yang baru saja kalian baca adalah kalimat yang menggambarkan siapa kami? apa peran kami di bumi ini?. Jangan kalian pikirkan kami adalah sosok pahlawan super seperti Superman, Batman, dan Spiderman.

Masih bingung? okeh, saya akan ajak kalian mengupas kalimat tersebut kata demi kata.
Pahlawan, adalah sesosok orang yang berjuang dengan sekuat tenaganya untuk membela/ mempertahankan apa yang menjadi miliknya.
Kehidupan, adalah serangkaian perilaku yang kita lakukan selama kita hidup. Jika kita kaitakan dengan alam, hidupnya manusia tidak terlepas dari hirupan udara. Kata kehidupan disini saya buat untuk mewakili kata hutan.

Nah, intinya kami adalah sesosok manusia yang berusaha mempertahankan hutan. Bayangkan jika investasi hutan semakin menipis di muka bumi ini. Kita mungkin bisa hidup tanpa air dalam beberapa hari, namun hal yang tak bisa kita pungkiri yakni kita tidak bisa hidup tanpa oksigen walau hanya 1 hari.

Sebagai manusia yang hidupnya ketergantungan dengan alam, hendaknya kita sadar bahwa  kemana lagi kita mencari oksigen jika alam selalu kita rusak selalu kita babat habis keberadaanya. pikirkanlah sejenak, ratusan bahkan ribuan hutan ditebangi di bumi ini dan beralih fungsi menjadi perumahan penduduk atau bahkan pabrik-pabrik industri.

Terkadang saya berpikir, memang manusia bisa manciptakan sebuah teknologi yang canggih, teknologi yang dapat meringankan manusia, namun disisi lain apakah bisa teknologi-teknologi tersebut menciptakan kebutuhan sederhana manusia, ya OKSIGEN. Jawabannya TIDAK.

Efek rumah kaca yang diisukan sebagai gejala Pemanasan Global ternyata tak banyak mengetuk pintu nurani sebagian insan di bumi ini. Jangankan di luar negri, di Indonesia pun banyak yang tidak peduli. Hutan-hutan dikawasan puncak hampir sebagian di tebang dan dialih fungsikan untuk pembuatan villa. Padahal, jika kita berpikir secara kritis kawasan tersebut adalah kawan penyerapan air hujan terbanyak. Hal tersebut dikarenakan morfologi puncak yang memiliki ketinggian yang lebih dibandingakan daerah-daerah lain di ibukota.

Sudahkah terlintas di pikiran kalian bahwa penebangan hutan merupakan akar permasalahan yang besar bagi bumi. Hutan yang memiliki fungsi penghasil oksigen jika di tebang maka fungsi nya pun akan menghilang. Selain itu, lahan yang terbuka sebagai akibat penebangan pohon tersebut akan dijadikan bangunan tembok maka pernahkah kalian berpikiri kemana larinya air disaat hujan turun? Air yang tidak bisa diserap oleh tanah tersebutlah yang membawa bencana baru yakni Banjir.

Maka dari itu kawan, Hutan merupakan investasi yang paling besar bagi kehidupan manusia di bumi. Mulai sekarang, tanamilah lahan sebelah rumah kalian dengan tanaman yang sekiranya bisa membantu penghijauan dunia. Walaupun sedikit, setidaknya kita sudah berupaya berpartispasi dalam hijaunya bumi.

SAKA WANABAKTI 

Member of Saka Wanabakti:
Putra  : Alif, Mahanda, Iqbal, Nurrohman, Dwi, Maulana, Rizki, Hasby, Andy, Ridho, Boni, Bobit, Mukhlis, Reza, dll
Putri  : Setra, Rahma, Dhea, Eka, Putri, Yolanda, Noni, Sri, Novita, Efry, Gifta, Selly, Maria, Any, Yanti, Neneng, dll
Kakak pembina  : Herlizan

Panca Lomba Bhayangkara Jendral Hoegeng Iman Santoso II


Jauh-jauh hari kami disiapkan untuk mengikuti serangkaian latihan untuk menghadapi lomba yang diselenggarakan oleh Polres Banyuasin. Kak Rizon, selaku pembina kami selalu memberikan pengarahan mengenai materi lomba yang akan diperlombakan. Namun, api semangat kak Rizon yang membumbung tinggi tidak tertularkan kepada anak didiknyaa. Sehingga, hampir separuh anggota dari kami tidak hadir. Dan membuat pembagian cabang lomba ditunda sampai latihan selanjutnya.

Pada minggu kedua, anggota yang datang cukup lumayan sehingga menciptakan suasana yang cukup ramai. Pada hari itu, pembagian cabang lomba dilakukan. saya cukup sadar diri untuk mengikuti lagi cabang lomba yang berbau teknologi, yah Teknologi Tepat Guna. Karena, selain cabang lomba tersebut saya tak cukup mampu memprediksikan hasilnya. Pada cabang lomba tersebut saya berpartnerkan seorang junior (Putri Hera Lusmana). Dercak kagum sempat terbesit karena kegigihan usahanya dalam mengikuti cabang lomba tersebut.

Selain itu, nurrohman dan dwi pun di amanatkan dalam cabang lomba yang sama. Titik keberuntungan bagi kami yakni semua anggota yang diamanatkan dalam cabang lomba TTG berasal dari sekolah yang sama. Jadi, kami sedikit bisa bertukar pikiran mengenai teknologi macam apa yang tepat untuk di perlombakan.

25 november 2013, @kwarcab Muba.
Seperti biasanya, malam sebelum hari lomba kami menginap di Kwarcab karena pagi-pagi sekali kami akan berangkat menuju lokasi perlombaan. Selain itu, pada malam tersebut adalah waktu latihan bersama. Jadi yang LTBB, Pionering, TTG, berlatih sesuai syarat cabang lombanya.

Keesokan harinya, 26 november 2013, jam 04.00 am.
Kami berangkat menuju lokasi lomba. 2 jam perjalanan tak begitu terasa karena kami lewati nya dengan tertidur pulas. Yah sebagian dari kami berdendang bernyanyi bersama.

Saat tiba di lokasi kami tertegun, betapa banyaknya peserta lomba. terkadang rasa takut datang dengan tiba-tiba bak petir menggelegarkan bumi. "Apakah mampu kita mengalahkan mereka-mereka?". PASRAH. mungkin hanya kata itu yang sedikit menenangkan jiwa, karena di balik kata pasrah akan selalu ada kata Allah SWT yang kami percaya kekuatannya.

Acara sakral yang tidak bisa dilewati yakni upacara pembukaan, setelah uapacara pembukaan kami (aku dan Putri) langsung menuju lokasi cabang lomba kami. Yah, Lapangan tenis. dari jauh tampak terlihat sepi. Kami berharap, lawan yang kami hadapi tidak menciutkan nyali kami untuk menampilkan teknologi yang kami pikir terlalu amat sederhana ini, Penguat Sinyal Modem. Nurrohan dan Dwi tampak kebingungan mengenai teknologi yang akan mereka buat. Dan ternyata teknologi mereka juga teramat mudah, Senter Serba Guna.

Kalian pasti tak menyangka, bahwa kami berdua memenangkan cabang lomba tersebut. Tak lupa juga Nurrohman dan Dwi. Memang sih, kami tidak melewati acara penyerahan piala secara langsung oleh bapak kapolres Banyuasin, karena kami diharuskan pulang ke Sekayu mengingat keesokan harinya kami akan berangkat lagi menuju Babat Toman untuk mengikuti acara penanaman 1 milyar pohon yang diselenggarakan olah Dinas Kehutanan Musi Banyuasin.

Hal yang paling membuat kami bahagia yakni, tidak hanya dari cabang lomba TTG yang medapatkan juara 1, namun dari cabang lomba LTBB pun begitu. pada cabang lomba Pionering kami mendapatkan juara 2 putra dan juara 3 putri. So Proud We Are. Saat ini, saya hanya bisa berharap semoga pengalaman ini bisa menuntun kami pada perlombaan-perlombaan yang menunggu didepan. Amin.

GO SAKA WANABAKTI.

Rabu, 16 Oktober 2013

Who Am I ?

Nama: Rahma Nur Auliasari
TTL: Sekayu, 19Juni 1997
Sekolah: Sman 2 Sekayu
Alamat: Komp.Pengadilan Negeri Sekayu
Agama: Islam
Zodiack: Gemini
Cita-cita: Ahli Geologi
 Quotes: Keep our earth, cause just there is one earth, no other~





Senin, 14 Oktober 2013

Just Give Me A Reason



Right from the start
You were a thief
You stole my heart
And I your willing victim
I let you see the parts of me
That weren't all that pretty
And with every touch you fixed them

Now you've been talking in your sleep, oh, oh
Things you never say to me, oh, oh
Tell me that you've had enough
Of our love, our love

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
It's in the stars
It's been written in the scars on our hearts
We're not broken just bent
And we can learn to love again

I'm sorry I don't understand
Where all of this is coming from
I thought that we were fine
(Oh, we had everything)
Your head is running wild again
My dear we still have everythin'
And it's all in your mind
(Yeah, but this is happenin')

You've been havin' real bad dreams, oh, oh
You still lie so close to me, oh, oh
There's nothing more than empty sheets
Between our love, our love
Oh, our love, our love

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
I never stopped
You're still written in the scars on my heart
You're not broken just bent
And we can learn to love again
http://baca-lirik.blogspot.com
Our tear ducts can rust
I'll fix it for us
We're collecting dust
But our love's enough
You're holding it in
You're pouring a drink
No nothing is as bad as it seems
We'll come clean

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
It's in the stars
It's been written in the scars on our hearts
That we're not broken just bent
And we can learn to love again

Just give me a reason
Just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent
And we can learn to love again
It's in the stars
It's been written in the scars on our hearts
That we're not broken just bent
And we can learn to love again

Oh, we can learn to love again
Oh, we can learn to love again
Oh, oh, that we're not broken just bent
And we can learn to love again

MY LOVELY JUNIOR

Awal pertemuan yang tak terduga, di suatu tempat kursus perasaan ini mulai tumbuh. Dia 'bt', membuat gue tertegun karena sifatnya yang humoris. Tapi, gue merasa dia masih kecil, selain memang memiliki umur 2 tahun di bawah gue. Malahan gue sempat menganggapnya sebagai adik. Yah, hanya sebagai adik. Namun, lama kelamaan perasaan kagum berubah menjadi suka. Berulang kali gue berusaha menepis perasaan ini namun gue mengaku kalah. Perasaan ini terus tumbuh, tumbuh, dan menjadi subur. So poor i am.

Berbagai cara gue nyoba untuk ngelupain dia. Karena gue bakalan sangat berdosa memiliki perasaan suka ini karena tidak lama kemudian gue tahu bahwa dia baru aja nembak seorang cewek. Semua kontak dia yang berhubungan dengan account gue udah gue delet. -____-

Yah, selama sebulan itu gue bisa ngelupain dia. Tapi, semenjak libur kursus habis gue harus kembali kursus dan harus kembali ngeliat itu cowok. Minggu pertama, memang gue nggak ketemu sama dia. Yah selama 3 hari dia nggak kursus. Berharap di minggu kedua gue nggak bakalan ngeliat dia. Yes, di hari pertama minggu kedua gue nggak bisa come in karena gue disibukan sama latihan buat lomba. Besoknya mau nggak mau gue harus kursus. Hufft...Langkah pertama gue tapakan di ruang kelas, tiba-tiba itu cowok dateng. Sontak tutor kelas kami bilang 'nah, ini loh Rahma yang kamu tanyai terus?'. Gue merasa ada yang aneh sama cowok itu, kenapa dia nanyain gue? Bukannya dia punya cewek, kok ganjen banget sama gue.

Hah? Dia putus?.Jadi? Apa peduli gue?
Tak lebih dari satu bulan gue bisa nyimpulin bahwa dia itu cowok Playboy. Baru aja putus sama ceweknya, coba-coba ganjen sama gue terus deket-deket pula sama temen gue. Pakek komunikasi lewat tulisan di buku. Apa coba?

Tapi, saat gue tahu bahwa dia itu punya perasaan sama gue, gue nggak percaya. Gimana bisa dia suka sama 2 cewek sekaligus, gue n temen gue. Yah, setelah gue klarifikasi sama temen gue soal kedeketan dia sama itu cowok ternyata dia ngedeketin  temen gue cuma buat tahu info tentang gue. Ya ampun segitunya.. ~,~

Yah, masa-masa PDKT udah lama banget gue jalani.
Tapi sayangnya itu masa sama sekali nggak ngebuat kami nyatu.
Hubungan kami nggak sampai berlanjut, yah bisa dibilang kandas di tengah jalan.
Dia sih udah nyoba buat nyatain perasaannya sama gue, tapi gue rada-rada eror. Karena gue sama sekali enggak tahu kalo dia itu lagi nyatain perasaannya sama gue.

Dia udah nyoba klarifikasi tentang hubungan ini, dia kira dia sama gue udah jadi kami. Tapi, seinget gue, dia nggak ada serius-seriusnya nyatain perasaanya ke gue. Yah, gue minta ulang aja secara langsung tentang perasaannya. Tapiiiiiiiii.... dia nggak mau-______-

Okefine, gue bisa nerima. Jujur, gue juga suka sama kamu. Tapi, loe rada-rada nggak serius tentang perasaan loe, yang membuat gue ragu buat ngejadiin loe sbgai cwok gue.

Asal lu tahu, waktu satu bulan buat ngelupain lu itu nggak cukup. Jujur, sekarang gue masih kepikiran sama lu. Enggak tahu kenapa? Tapi, gue janji kok, gue bakalan ngelupain lu, PASTI.

For someone which i have hurted. BT <3

Senin, 18 Maret 2013

Kisah Plus Kasih Persandha 26




Izin orangtuaku kantongi, do’a sang Ilahi telah ku layangkan agar memberkati kepergianku untuk mengikuti perkemahan di bumi perkemahan Danau Pandu Sriwijaya Indralaya. Ini siap… barang ini siap… semuanya sudah siap. Dengan menggunakan bis “ISABELLA”, tepat jam 07.30 WIB kami berangkat menuju bumi perkemahan. Sepenjang perjalanan, kami selalu menguntai rantai canda bersama , tak terlupa Bindam Kece kami yakni Pak Tandi dan Mis Fita. Alunan lagu pun sempat mengalun di bis kami, mulai dari lagu pop sampai lagu dangdut, maklum ada rajanya sih… ‘Mahanda’. Namun tak lama kemudian bis kami berubah menjadi hening mendadak. Lantunan suara “ZZZzzzzZZzzzZZ” lah yang berterbangan di sekitar mulut mereka. Kami sempat berhenti sejenak di rumah teman kami untuk -breakfast- … horee, nasi uduk nih.. tapi, berhubung saya gak enak badan saya gak terlalu antusias deh jadinya.
Tepat jam 14.00 WIB, kami tiba di bumi perkemahan Danau Pandu Sriwijaya Indralaya. Kami sempat shock, karena mendapati udara yang panas dengan tanah yang gersang. Namun, inilah tantangan bagi kami yang sesungguhnya. Mampukah selama 5 hari, kami dapat bertahan disini?.. yey setelah barang-barang kami turunkan dari bis kami pun langsung menuju tapak tenda kami, 56. Selama 2 jam kami berjibaku untuk mendirikan tenda, sungguh ini tanah apa batu yah? Untuk memasang patok pun sulit. Haha gila. Jam menunjukan pukul 16.00 WIB. Tiba-tiba terdengar “untuk setiap pangkalan diharapkan untuk mengirimkan 2 orang perwakilannya untuk mengikuti seleksi petugas upacara pembukaan”. “oh” ucap saya dalam hati.namun tiba-tiba, kak Wulan, selaku pradana kami mengamatkan (cie, amanat)….kak Saskia dan saya untuk menjadi perwakilan. Its okay, awalnya saya tidak mau, namun demi rasa sayang saya kepada kakak senior yah dengan rela hati saya ikuti.
Tap, tap, tap… dengan sigap kami berlari menuju lapangan utama dengan menggunakan seragam pramuka lengkap. Semua perwakilan dikumpulkan dan membuat barisan. Tak lama kemudian, kakak panitia datang dan langsung memberi kami opsi tentang apa-apa tugas petugas upacara pembukaan. 1.) Master Ceremony ‘saya gak bisa’ 2.) Do’a ‘bukan ahlinya’ 3.) Pembawa baki ‘apalagi’ 4.) Pemimpin Upacara ‘kayaknya enggak deh’ 5.) Pengibar Bendera ‘coba-coba aja kali yah’… singkat cerita saya ikut seleksi pengibar bendera. Awalnya saya tak menyangka, kalau saya akan terpilih dalam seleksi ini. Namun, meskipun saya terpilih, saya masih mempunyai beberapa kasulitan karena saya harus beradaptasi untuk melakukan gerakan baris berbaris di tanah yang tidak rata. Namun, ibu saya selalu mengajarkan untuk tidak mengeluh dalam menghadapi tantangan yang dipikir tidak mungkin sekalipun, thanks Mom.. 
Hari pertama
Sesuai dengan jadwal, pagi tepat jam 08.00 WIB seluruh peserta Buper mengikuti upacara pembukaan. Yay, saya enggak ikut haha… yah kan saya petugasnya.. (haha.. just joke guyzz) setelah pembukaan semuanya melanjutkan aktifitas selanjutnya. Sampai pada siang harinya saya bersiap untuk mengikuti lomba Fun Cooking. Awalnya, masakan kami berjalan dengan sempurna namun, karena terjadi sesuatu hal yang tidak terlalu kami perhatikan akhirnya pun kami (aku dan Dhea) glabakan.. udah deh, kami kecewa nih dengan masakan kami yang tidak sempurna… haha high frustasi. Its okay, kami nyatakan belum berhasil di kesempatan ini, namun seberkas memo ini dapat kami jadikan contoh buat kedepannya supaya semuanya berjalan lebih sempurna lagi. Oh yah, yang mengagetkan itu rival terdekat kami yang satu pangkalan (kak Aan dan Rafi), kami nilai masakannya jauh lebih baik dari kami.. Weleh-weleh apanya sih yang eror dari otak kami ini.. di hari pertama ini juga, lomba putra plus putri Persandha dimulai kawan. Tenang, pangkalan kami ngirim kok. Jangan dikira pangkalan kami nggak ada yang cantik yah.. haha tetapi teman, kayaknya ini bukan soal cantik atau enggaknya orang itu. Yang diutamakan disini adalah pengetahuan. Seberapa jauhkah pengetahuan mereka tentang pramuka, tentang pengetahuan umum maupun seni. Tetapi teman, pada lomba Pa/Pi Persandha ini kayaknya bukan keberuntungan kami deh. Ok.. tidak masalah buat kami, yang terpenting ialah sudah berusahan dengan di imbangi dengan do’a . Saya nyatakan hari pertama cukup sampai disini, mari kita berlayar kepulau kapukk.. hahahha
Hari kedua
Hari ini kayaknya, tidak serajin hari kemarin. Yah, hari ini kami bangun jam 05.00 WIB. Lagi-lagi saya harus mengajak mis Fita untuk direpotkan mengantarkan saya ke MCK (maaf yah mis). Personil pertama yang mapir ke MCK dari pangkalan kami yakni, lagi-lagi kami bertiga (aku, mis Fita, dan Tania). Hari semakin terik, menandakan kami harus bersiap untuk mengikuti lomba LTBB. Haduyyy…, ‘eits jangan menyerah kawan’. Kami mendapat giliran ke-enam (so lucky we are, so we can use the time for exercise). Tiba-tiba nomor kami di panggil. Dengan sigap kami memasuki arena lomba. Tidak sampai 15 menit kami telah usai mengerjakan LTBB di depan kakak-kakak juri (legaanyaa). Sehabis lomba, kami melanjutkan aktifitas untuk makan. Siangnya semua orang bersiap untuk mengikuti lomba mereka masing-masing, seperti adventure game, Pa/Pi Persandha, dan lain-lain. Kami, yang tidak mempunyai jadwal perlombaan hari ini bisa duduk-duduk di tenda atau kedepan sekedar untuk membeli makan atau minum. Oh yah teman, berhubung disini panas banget, jadi minuman favorit disini tidak lain tidak bukan adalah Pop Ice dan makanannya tidak lain Bakso Bakar… haha walau terdengar sederhana namun itu semua sangat mewah bagi peserta Persandha ini. Malem ini juga, kami memdapat giliran tampil pentas seni kawan. Mau tahu apa yang kami pentaskan??? suspicious kan.. oke, oke.. kami nampilin 'Senjang' teman. Pada tahu gak gimana tuh kesenian? cari aja di Youtube. Dijamin pasti nemu. Tapi sayang teman, kesempatan kami pentas seni tidak seluruhnya di dukung oleh teman satu pangkalan. Karena tiga rekan cowok kami lagi ikut Adventure Game teman. Jadi saya hanya bisa bilang, So Pity You're.. hehe Peace. Malem itu, kami sedikit kecewa karena kami tidak mendapatkan Golden Ticket untuk tampil lagi dimalam Pandu Sriwijaya teman. Tapi, ora opo-opo.. Setelah saya pikir-pikir, hari kedua cukup sampai disini dulu yah… Silahkan mempersiapkan perahu untuk kembali berlayar ke pulau kapukkk…
Hari ketiga
Hari yang menegangkan. Karena hari ini saya mengikuti lomba……. MTQ. Weleh-welah, gimana nih?? Saya nggak bisa… saya malu… saya takut… huft, sambil menunggu namor saya dipanggil, saya coba-coba latihan dulu. Tapi, sepertinya bakat saya memang bukan disini deh. Saya terlalu susah untuk memainkan suara, saya terlalu susah untuk memainkan Skill. Huh.. di pertengahan keputusasa-an saya, saya teringat kembali terhadap pesan ibu saya “jangan merasa tidak bisa sebelum mencoba ingat, Allah SWT selalu bersama mu” karena pesan ibu tersebut, saya sedikit tenang dan menyelesaikan perlombaan dengan lancar. Namun, belum diketahui hasilnya. Sepulang saya dari perlombaan, saya menonton teman saya yang mengikuti lomba asah terampil. Do’a selalu kami layangkan semoga di kesempatan ini sekolah kami dapat membawa piala terukir asah terampil. Hahay, akhirnya SMA kami memenangkannya, walau tak membawa piala juara 1 namun juara 2 pun tidak apa-apa. Sedangkan yang cowok, hanya bisa membawa paiala juara 3.. oke-oke its no problem to us.
Hari Keempat
Hari terakhir kami di Buper nih teman. pagi-pagi sekali kami bersiap untuk mengikuti karnaval keliling kampus Unsri teman. Tema pangkalan kami yakni, kebudayaan. Baca deh yang di bawaah ini:
Kak Mimin: Pembawa sepeda
Kak Fakih: Kuyung Muba (menggunakan jas ala kuyung)
Tania: Kupek Muba (menggunkanan kebaya)
Rafi: Kabayan (menggunakan baju khas kabayan membawa angklung mini)
Dhea: Cewek Betawi (menggunakan kebaya dan membawa angklung mini)
Kak Wulan: Cewek Jepang (menggunakan kostum Kimono)
Aku, kak Saskia, kak Putri, Suci, Kak Aan: Anak Indonesia Bgt (menggunakan kostum Batik)
Rohman, kak Oni, Mahanda: Baju Pramuka (Biar nggak hilang ciri khasnya)
Sepulang karnaval, kaki kami pada pegel. haha, tapi tetep seru  kok. Anak pramuka tidak boleh mengeluh. Minum es kayaknya menjadi tradisi yang tidak akan pernah terlewat pada saat siang menjelang sore. huft, rasanya kaya padang tandus yang di guyur hujan... wkkkwkk.Lagi enak-enak minum es, eh yuk Wulan mengamanatkan saya dan Dhea  untuk temu ramah Rektor Unsri. Saya refleks bilang enggak mau. Tapi kak Wulan tetap mengamanatkan saya dan Dhea. Akhirnya, kami berempat (aku, Dhea, Tania, Suci) hom-pimpa bareng.. berharap saya enggak terpilih, eh malah saya dan Dhea yang terpilih (nasib-nasib). Tapi, setelah dipikkir-pikir, tuh kejadian membuat saya terpacu semangatnya untuk menjadi mahasiswa Unsri. Haha :). Dengan menggunakan bis gede yang full AC-nya saya dan rombongan caw ke Auditorium Unsri. Kata pertama yang terucap kala memasuki gedung Unsri yakni, ^WAWW^. Sekitar 2 jam acara berlangsung. Hal yang menarik dari hari ke-empat ini yakni, saya mendapat 1 tepuk baru dari Kak Jenggot. Mungkin, ini hal yang biasa bagi teman-teman yang lainnya tapi bagi aku untuk bertemu dan tahu dengan Kak Jenggot pun sudah luar biasa terlabih lagi saya dan teman-teman rombongan lain di ajarkan 1 tepukan. Malam nya..... malam Pandu Sriwijaya berlangsung pada malam ini. Malam ini juga nih, api unggun teman. Eh, kami mau ngucapin maaf yah buat Ridho cz enggak sempat liat di tampil jadi api dasa dharma. Oh yah teman, malam ini juga final Pa/Pi Persandha teman. Walau pangkalan kami belum beruntung, kami tetap Heppy-heppy aja kok. Anak Sekayu kan siru! jadi, dalam keadaan apapun dibuat jadi seru. Malem ke-empat kayaknya udah dulu yah... its time to get rest cause tommorow we will do ceremony and comeback to Sekayu City.
Hari Kelima
Hari perpisahan. Hari ini, saya bertugas lagi nih sebagai penurunan bendera. Ganbatte! Pagi-pagi sekali saya dan teman-teman lainnya sudah siap di lapangan untuk melakukan latihan. Tak lama kami melakukan latihan, upacara penutupan pun akan segera dilaksanakan. deg,deg,deg! Tegapnya kaki sengaja ku topang agar terlihat sigap. Sesekali ku menoleh ke atas. Yah, langit biru tiba-tiba digantikan dengan langit coklat yang menandakan akan turunya bulir-bulir air hujan. Yah, perkiraanku benar. Tapi, walau bagaimana pun juga ini adalah amanat. Saya dan teman-teman lainnya harus tetap menurunkan bendera yang menjadi simbol acara selama seminggu ini. Dresssttt! air mengalir dari ujung kepala sampai ujung kaki. Huft... setelah pembagian piala, kami pulang ke tenda untuk merapikan barang-barang yang akan di bawa pulang. Sebelum pulang, kami sempat-sempatkan dulu untuk ke depan sekedar membeli makan (rujak) untuk mengisi perut yang minta di isi krn kedinginan. Eh tiba-tiba datanglah kakak-kakak alumni SMA 2 dan kawan-kawan menghampiri. ehm.. setelah kami selesai makan, kami kembali ke tenda untuk bersiap mengengkut barang ke mobil karena mobilnya sudah datang.. Yeyy.. tapi sayangnya, mobilnya tidak bisa masuk hingga ke Buper karena keadaan jalan yang tidak mengizinkan. Jadi, kami relakan kaki kami bersahabat sementara dengan tanah liat di Buper ini. Setelah semuanya beres. Kami pun berangkat. Hal yang paling menyedihkan adalah mendengarkan salam perpisahan dari kakak-kakak panitia ketika kami akan pulang ke SC. Bye-bye kakak, semoga bertemu kembali di PERSANDHA KE 27 TAHUN DEPAN.. :)
Lagi-lagi kami harus bertemu dengan yang namanya Perpisahan. tapi, yah sudahlah.. ini memang takdir.. cielah.. semoga, pengalaman Persandha tahun ini, menjadi guru untuk tahun depan amiennn..
do'akan yah semoga kita bisa bertemu di Persandha tahun depan...

Album Foto









Sabtu, 16 Februari 2013

Duka Sang Juara



Pagi yang cerah, seakan menjadi tanda bahwa matahari menepati janjinya untuk selalu setia menemani aktifitas setiap insan di bumi. Hampir semua pucuk dedaunan seakan masih tersisa  beberapa uap air dari derasnya hujan semalam. Jalanan pun terlihat basah seperti mendadak di tumpahkan air.
Hari ini, tepatnya hari senin hari dimana tahun ajaran baru di mulai. Kiky sangat antusias menapaki hari baru di sekolah barunya. Namun hal itu sedikit sulit karna Kiky harus mengubah pola pikirnya semasa SMP dulu. Pendidikan yang ia jalani saat ini ialah pendidikan yang tertinggi di keluarganya. Kiky menjadi kebanggaan karena hanya dia yang mampu bertahan melajutkan pendidikan tingkat SMA di desanya. Namun di desanya tidak ada sekolah setingkat dengan SMA. Dengan berat hati ibu Kiky harus melepaskan anaknya untuk melanjutkan pendidikan di kota, tepatnya di kota Bogor.
Kemarin, tepatnya seminggu yang lalu ayah Kiky mengantar Kiky ke kota untuk di carikan tempat kost. Awal nya ayah sedikit kecewa karna semua tempat kost di sekitar sekolah sudah penuh, namun akhirnya ayah pun terpaksa mencarikan Kiky kost yang agak jauh dari sekolah. Memang, tempat kostnya lumayan bagus dan mempunyai kamar yang besar untuk di huni namun kamar tersebut semuanya penuh hanya saja tinggal 1 kamar kosong di sudut yang cukup lama tak di pakai. Sang ibu kos merasa kasihan terhadap ayah Kiky yang sepertinya cukup berputus asa, dan akhirnya kamar tersebut di sewakan  terhadap Kiky dengan harga yang cukup murah karena tempat, keadaan, dan lokasinya yang tak cukup menguntungkan. Ayah Kiky pun merasa lega. Dan setelah ia membantu Kiky menata kamar kost nya, malam itu pun ayah Kiky pulang dengan mengendarai sepeda motor. Namun, sebelumnya, ayah Kiky meninggalkan uang sebesar 500 ribu untuk keperluan Kiky di luar uang tagihan kos. Dan ayah Kiky berpesan, “jangan boros dengan uang yang ayah berikan. Ayah tidak bisa menjenguk Kiky selalu. Dan sepertinya ayah akan kembali menjemput Kiky saat kelulusan sekolah 3 tahun kemudian. Belajar yang benar dan buat lah ayah bangga. Ayah hidup untuk Kiky. Dan apabila Kiky membutuhkan uang, kirimi ayah atau ibu surat”. Dengan berat hati Kiky harus melepaskan uluran tangan nya dari tangan ayahnya. Tetes demi tetes air mata berjatuhan dari kelopak mata ayah yang harus melepaskan anaknya mencari ilmu di negeri orang.
Satu kata yang di ucap ayah untuk terakhir kalinya terhadap Kiky ialah “ayah sayang Kiky.” Dan setelah itu ayah menyalakan mesin motor dan melaju dengan kencang karna takut di anggap cengeng oleh Kiky. Namun na’as. Di sepanjang perjalanan dari Bogor ke desanya ayah selalu menangis dan akhirnya tidak konsentrasi terhadap jalanan di depan nya dan akhirnya ,” Duaaaaaaarrrrrrrrrrrrr” sepeda motor yang ayah kendarai menabrak truk yang sedang melaju kencang dan mambuat sepeda motor ayah membawa ayah masuk ke jurang di sebelah kanan nya. Sungguh tragisnya, pengemudi truk tersebut melarikan diri dengan masuk ke hutan. Paginya berita tentang tabrak lari tersebut masuk Koran harian. Hal tersebut di ketahui Kiky saat dia hendak ke warung dan tak sengaja mendengar perbincangan orang-orang tentang hal yang tragis tersebut. Dan saat itu juga ia teringat ayah nya. Tiba-tiba ribuan tanda Tanya muncul dalam benak Kiky. “Apakah itu ayah?????”. Dengan sigap, Kiky berlari ke wartel dan mencoba menghubungi pak kades di desa. Di desa tidak ada satupun orang yang mempunyai handphone kecuali orang-orang tertentu.
“Halo, assalammualaikum pak kades??”. Kiky
“Ya, saya sendiri. Ini siapa ya??” Pak Kades
“Kiky pak, anak bapak Deno. Kiky menelpon bapak karena mau menanyakan apakah benar berita yang di muat Koran harian bahwa bapak Kiky meninggal pak??” Kiky
“Oh, sebelumnya bapak juga terkejut ki tentang hal itu. Namun itu sudah suratan. Benar, bapak mu sudah pergi ki. Ikhlaskan dia. Dan tadi ibu mu berpesan agar kamu tak usah pulang ke desa. Itu bisa merepotkanmu saja. Kamu sekolah lah yang baik. Ibu mu akan selalu ada untuk mu. Kamu tak perlu khawatir. Ibu menyayangi mu.” Pak Kades
Tetes demi tetes air mata Kiky berjatuhan mendengar kenyataan yang ada. Namun, mau dikata apa. Ini sudah suratan sang ilahi. Yang di tinggalkan harus tetap tabah dan lebih mendekatkan diripada sang ilahi. Dan kini, hanyalah sejuta kenangan yang tertinggal. “Tuhan, tabahkan hati ini.”
Hari ini Kiky mencoba lebih ceria. Hari ini hari pertamanya menjadi anak SMA seutuhnya. Dia  mencoba menjalani harinya dengan baik. Kiky kini sudah menempati kelas tetapnya, X2. Dia sangat beruntung, karna banyak teman-teman yang menyayanginya. Sebagian anak di kelas mempunyai nasib yang sama seperti Kiky, anak kost-kostan. Tapi mereka tidak malu, mungkin karna mereka berfikir ‘kenapa harus malu, toh juga ini pekerjaan yang mulia, belajar’. Kiky mempunyai teman yang cukup dibilang akrab. Kebetulan temannya itu juga ngekost di tempat yang sama. Namanya Viby. Viby juga berasal dari desa yang kebetulan desanya itu dekat dengan desa Kiky. Viby juga anak satu-satunya di keluarganya yang berhasil mencapai pendidikan tingkat SMA. Bangga !!!!.
Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, hingga menjadi tahun Kiky menjalani harinya bersama-sama dengan Viby. Setahun berlalu. Kiky sudah melewati satu tahun di kelas 10 dan sekarang Kiky melanjutkan kelas di kelas 11. Oleh karna Kiky mendapatkan ranking, jadi dia duduk di kelas 11 unggul, XI 1. Viby pun begitu. Namun kesenangan tersebut tak begitu Kiky rasakan. Karena saat ini Kiky memikirkan bagaimana mendapatkan uang untuk membayar sewa kost selama 1 tahun kedepan. Cukup lama Kiky tak mendapatkan uang dari ibu di desa. Padahal puluhan bahkan ratusan surat sudah ia kirim ke ibu di desa. Apa boleh buat. Kiky pun mencoba mencari pekerjaan. Kebetulan Viby memberitahu kalau ada 1 lowongan kosong di toko kue tempatnya berkerja. Kiky sangat beruntung mempunyai teman seperti Viby.
‘Meidy Cake Shop’, merupakan toko kue terkenal di Bogor. Pemilik nya seorang nenek tua yang hanya mempunyai satu cucu cowok. Dia sudah membuka toko kue sejak umur 23 tahun dan sekarang umurnya sudah 50 tahun. Wawwww !!! can you shadow!! Udah berapa lam tuh toko kue. Enakk sih.
Sepulang sekolah Kiky selalu rutin menjemput Viby untuk pergi berkerja di toko kue nenek Meidy. Sesampai di toko kue, keduanya harus mengenakan beberapa perlengkapan seperti baju seragam, topi, celemek. Hari ini Kiky mendapat tugas membuat kue pai, kue, daging asap, dan kue keju. Pekerjaan itu sungguh mudah apabila di kerjakan bersama teman. Setiap sore, saat toko kue akan tutup, cucu kesayangan nenek selalu menjemput nenek. Kadang, cucu kesayangan nenek itu menyapa Kiky yang sedang membersihkan meja toko. Kiky pun membalas dengan senyuman manisnya. Cucu kesayangan nenek itu seumuran dengan Kiky dan Viby, SMA. Namun, Kiky maupun Viby tak pernah tau nama dan tempat sekolah nya. Aneeehh…
Sebulan berlalu..
Hari ini hari yang di anggap indah oleh Kiky. Karna hari ini hari gajian+hari Kiky mengetahui nama cucu kesayangan nenek itu. Namanya Fery. Nama yang bagus untuk orang seganteng dia. Kiky pun mulai menyukainya.
Tapak demi tapak ia tapaki di sabuah jalan beraspal hitam di pinggir kota. Bersama kawan sejolinya ia berjalan sepulang berkerja menuju sebuah toko sembako di seberang kost-an nya. Kiky dan Viby membeli sembako untuk kebutuhan sehari-harinya. Sambil bercerita tentang uang gajian, Kiky mengucapkan satu kata yang sedikit membuat Viby patah hati, ‘aku suka cucu nenek’. Tiba-tiba Viby terdiam dan melepaskan genggaman tangan Kiky.
“kamu kenapa??” Kiky
“enggak” Viby
“kamu suka ama Fery juga” Kiky
“enggak, udah yah aku duluan” Viby
“hey, Viby maafkan aku. Aku gak tau kalau kamu suka ama Fery” Kiky
“……..”
Kiky pun langsung pulang kekamar kost dan menangis. Kini, hanya diary yang bisa di jadikan tempat curahan hati Kiky.

Dear diary..
Hari ini, aku telah mengecewakan satu teman akrab ku L. Aku tak sengaja mengucapkan kata yang tak seharusnya di ketahui teman ku . Aku tak mengetahui kalau dia juga suka sama cucu nenek Meidy. Sungguh aku sangat menyesal. Kini, apakah dia mau memaafkan ku dan masih akan mau berteman dengan ku. Tuhan, maafkan aku!! L

Paginya..
Kiky menjemput Viby untuk pergi sekolah bersama. Namun tak di sangka, Viby masih marah terhadap Kiky. Viby lebih memilih naik angkot dahulu ketimbang naik angkot bersama Kiky. Sesampai di sekolah, Kiky terkejut karna sosok yang telah membuat pertemanan nya dengan Viby tiba-tiba muncul di depannya.
“Fery??” Kiky
“hey, kamu sekolah disini?” Fery
“harusnya aku yang tanya, kamu sekolah disini juga?” Kiky
“iya donk.” Fery
“oh. Kamu kelas berapa?” Kiky
“kata kepsek nya sih kelas XI 1” Fery
“hah??” Kiky
“kenapa?” Fery
“enggak, berarti kita sekelas donk” Kiky
“oh ya?” Fery
“ya, bgitulah” Kiky
Tiba-tiba Viby keluar kelas dan melihat Kiky berjalan dengan Fery.
“dasar, plagiat” Viby (di telinga Kiky)
“dengarkan penjelasan ku dulu by” Kiky
“udahlah,” Viby (berlari ke WC)
“by, tunggu” Kiky ( melepaskan genggaman tangan Fery dan berlari menyusul Viby)
Di WC..
“by, jangan nangis!” Kiky (menepuk pundak Viby)
“apa peduli kamu ke aku??” Viby (menepis tangan Kiky)
“aku sayang ama kamu by, kamu udah aku anggep kayak keluarga ku by” Kiky
“sayang?? Kalau sayang ama aku, kenapa kamu suka ama Fery. Aku udah lama suka ama dia. Malahan sebalum kamu kerja di toko itu” Viby
“tapikan, mana aku tau.” Kiky
“udahlah, sekarang kita bukan teman lagi. Kita musuhan.!” Viby (memutuskan gelang persahabatan mereka dan keluar)
Tak sengaja Fery mendengar percakapan mereka. Sungguh betapa bersalahnya Fery yang telah menjadi pokok permasalahan antara persahabatan mereka.
Tiba- tiba Kiky keluar.
“Fery? Kamu kok disini?”Kiky
“maafkan aku, aku udah denger semua perckapan mu dan Viby” Fery
“ya gak apa” Kiky J J
Biasanya, sepulang sekolah Kiky selalu pulang bersama teman akrabnya, Viby. Namun hal itu berubah sejenak saat ini. Setiap pulang, Kiky selalu diminta oleh Fery untuk pulang bersamanya. Hal itu juga langsung di saksikan oleh Viby. Oh ya, Fery bukan hanya gebetan dia. Fery juga dianggap oleh Kiky sebagai rival nya dalam hal ranking.
Hari ini, tepat satu semester di kelas XI berakhir. Hari ini hari pembagian hasil ulangan yang telah di laksanakan minggu kemarin. Rasa penasaran sekaligus rasa cemas ranking akan turun menjadi syndrome paling di takutkan Kiky saat menunggu hasil di umumkan. ‘Tuhan Buatlah Diri Ini Tenang.’
Yapzz.. hal yang di tunggu akhirnya terungkap sudah. Hasil pembelajaran kali ini menetapkan Kiky sebagai ranking satu mengalahkan rival nya Fery dan Viby. Viby sungguh marah sekaligus benci terhadap Kiky. Viby tak menganggap Kiky sebagi temannya. ‘dasar, plagiat cap kakap’. Udah gebetan di ambil, raking juga di ambil,’ ujar Viby di dalam hatinya.
Kini, Kiky merasakan 2 hal yang di anggap memiliki sifat yang berbeda, senang plus sedih. ‘Sudahlah, mengalir apa adanya ki, aku tahu kamu bisa melewati ini.’ Kata penyemangatnya (di dalam hati).
Terkadang, Kiky berfikir kenapa orang di jaman sekarang lebih mendahulukan dunia. Padahal dunia hanyalah tempat dimana ladang untuk mencari amal. Jika kebahagiaan ini semua bisa ditukar dengan moment saat dia berkumpul bersama keluarganya, dia rela akan kehilangan ini semua. Tapi, ini IMPOSSIBLE !! Salah satu upaya Kiky agar bisa berkumpul bersama keluarganya di surga hanya lah beribadah dan mendo’akan keluarganya.
Libur Semester
Kiky, berencana untuk pulang ke kampung halamannya. Sekian jam ia lewati agar bisa sampai di kampung tercinta. Pemandangan, udara, kehangatan keluarga adalah suatu hal yang sangat ia tunggu-tunggu untuk bisa menikmatinya saat ia pulang kampung. Namun satu komponen dari itu semua sudah mulai pudar, karena saat ia pulang kampung tidak ada satupun keluarga yang menyambutnya, bahkan warga sekitar pun tidak. Ia mencoba mencari kejanggalan akan hal tersebut. Dengan sekuat tenaga ia berlari menyusuri alur jalan kebun teh melewati beberapa jembatan gantung yang menghubungkan dua desa dan menuruni sebuah perbukitan yang curam. Ia sangat terkejut saat melihat tidak adanya lagi rumah kayu yang menjadi tempat bercanda mengumpulkan kehangatan bersama keluarganya dahulu.
“rumah ku……… ibu………dimana engkau ??” jerit Kiky histeris.
Jeritan Kikiy bak petir myambar-nyambar, namun walaupun begitu tidak ada orang yang peduli. Bahkan orang yang lewat menganggapnya gila. Teriris. Sampai suatu ketika seseorang dating menghampiri dan menanyakan perihal yang sedang terjadi pada Kiky.
“hey nak. Kenapa kamu?” Tanya seseorang itu
“bude Darmi”  jawab Kiky
“Kiky. Kamu pulang nak? Kenapa gak kabari bude?”
“Kiky lupa ke wartel bude”
“bude, mana ibu. Terus kenapa rumah Kiky gak ada?” Tanya Kiky
“ceritanya panjang nduk.. mari kerumah bude saja. Nanti bude ceritakan..” pintanya
“tapi,, Kiky kangen ibu…” rintih Kiky..
“ikut saja dulu nduk” ujar bude Darmi
Lalu, merasa penasaran Kiky pun menuruti apa kata bude Darmi..
“begini nduk, saat kamu dan ayahmu pergi kekota kala itu ibu mu selingkuh dengan pengusaha yang merekrut kebun teh tempat ibu mu berkerja. Malahan, saat terdengar kabar bapak mu meninggal akibat kecelakaan ibu mu sangat kegirangan. Bahkan saat jenazah ayahmu diantarkan kerumah, ibumu malah pergi kekota untuk bersenang-senang dengan selingkuhannya itu. Sampai-sampai ia menelpon pak kades  untuk mengabarkan bahwa ia tidak akan kembali pulang ke kampung lagi. Sebulan setelah itu, terdengar kabar bahwa ia sudah menikah dengan selingkuhanya itu.” Kata bude Darmi.
“bude bohongkan?” kata Kiky tak menyangka
“nggak nduk. Kapan bude bohong sama Kiky?”
“tapi, Kiky nggak percaya kalau kejadiannya bisa se-tragis ini bude” Kiky
“sudalah nduk. Tidak usah kamu ratapi. Ini sudah suratan” bude Darmi
“terus, kenapa rumah Kiky nggak ada lagi?” Kiky
“rumah kamu di bongkar karena dijual oleh ibumu” bude Darmi
“kenapa dijual?” Tanya Kiky
“mana bude tahu” bude Darmi
“nah nduk. Sekarang kamu tinggal dirumah bude wae.”bude Darmi
“tapi, nanti bisa ngerepotin” Kiy
“nggak kok. Kamu sudah bude anggap anak sendiri” bude Darmi
Kiky sangat beruntung, disaat semua kelurga nya melupakannya tapi ada sesosok orang yang masih mau peduli kepadanya. 2 minggu ia lewati, sampai suatu saat, hari mengharuskan ia kembali kekota untuk melanjutkan pendidikannya. Ibu. Yah bude Darmi adalah ibunya saat ini. Bude Darmi sangat menyayanginya. Bahkan ia rela mendengarkan semua keluh kesah Kiky saat menjalani hari-harinya di kota. Bude Darmi pun rela mengirimkan uang saku bagi Kiky setiap bulanya. Kiky bagai merasakan arti ibu sesungguhnya.
Pagi hari…
Yah, hari ini Kiky harus menjalani statusnya sebagai pelajar lagi. Kiky melakukan segala rutinitasnya seperti biasa, sekolah, pelayan toko kue tekadang menjadi tukang gosok anak kost lainnya. Tapi, Kiky ikhlas melakukannya.
Toko kue nenek Meidy
Dengan menggunakan baju, celemek , topi, Kiky siap memulai pekerjaannya. Tiba-tiba…
“hey ky.”  Sapa Fery
“Fery.. kamu tadi kenapa gak sekolah?” Tanya Kiky
“gue ama nenek abis jenguk kerabat syukuran babynya di luar kota.” Jawab nya
“oh..” jawab Kiky
“nih oleh-olehnya.” Fery ( melempar katongan plastic berwarma hijau)
“apaan nih?” Kiky
“buka aja..” Fery
“masya Allah. Ini mahal Fery.” Jawab Kiky dengan keherannan.
“udah ambil aja.” Fery
“thanks yah.” Kiky
“urewlcm” Fery
“hahahha” Kiky
“udah sana klerja lagi…” Fery
“iyah ah bawel” Kiky
Moment penting !. namun moment ini disaksikan oleh Viby. Viby tak bisa menahan amarahnya. ‘ kenapa yah Fery lebih suka sama Kiky daripada sama aku. Padahalkan aku yang lebih cantik’.  Viby tak habis pikir. Viby pun merencanakan sesuatu untuk menjebak Kiky dengan memasukan kecoa ke dalam kue yang ia buat.
“hey Kiky.  Kamu tadi dipanggil nek Meidy di kantor.” Jebak Viby
“oh yah..” Kiky
“iyah, buruan deh. Nanti nek Meidynya marah lagi” Viby
“aku tinggal bentar yah” Kiky
“yupz” Viby
Dengan sigap Viby memasukan beberap kecoa kedalam kue buatan Kiky. Lalu memanggangnya dan meletakannya diatas meja.
“ki, kue yang kamu buat tadi udah gue panggang karena tadi ada yang pesan banyak. Gih buruan kamu antar kedepan” Viby
“ok bos” jawab Kiky sigap
Tiba-tiba orang berteriak ‘kecoa’. Nenek Meidy pun keluar kantor dan mencari tahu apa yang sedang terjadi. kiky mencari sumber masalah. Kiky ialah orang yang cerdas. Dia mencari tahu kenapa didalam kuenya terdapat kecoa. “yah, aku tahu masalahnya. Tadikan aku tinggal kue-kue itu di dapur…. Pastiiiiiii… Viby”. Kiky langsung berlari kebelakang mencari Viby. Karena emosi yang tidak terkontrol, Kiky menjambak rambut Viby dan terjadilah sebuah petikaian di dapur.  Dan akhirnya, Kiky pun dipecat.
Sungguh tragis.
Berhari-hari ia selalu layangkan surat ke angkasa, menanyakan kabar ayahnya dan tak jarang ia mengadu nasib kepada Tuhan.
Berhari-hari pula ia mencari lowongan kerjaan, tapi sia-sia. Semuanya pupus. Samapi suatu ketika ia sedang membaca Koran di perpustakaan ia melihat sebuah lowongan perjaan di sebuah butik di pusat kota.
Butik Calista.
Ini, pengharapan terakhir bagi Kiky. Ia sudah cukup lelah mencari lowongan peklerjaan. Tapi… syukur alhamdullialah ia di terima di butik tersebut. Ia sungguh berteima kasih kepada mbak Rumi yang telah menerima keberdaannya untuk berkerja disini. Namun, mbak Rumi bukanlah sang pemilik toko. Dengar-dengar sang pemilik toko bernama Calista. Yah sesuai nama butiknya. Namun, selama Kiky berkerja disana, Kiky belum pernah melihat wajah sang pemilik toko. Sampai suatu ketika terdapat pengumumnan bahwa sang pemilik toko akan berkunjung, semua pegawai gegap gempita meyambut kedatangannya. Yah.. alangkah terkejutnya Kiky saat melihat wajah yang sangat ia kenali. Pandangan pertama seolah-olah bukan pandangan pertama. Ibu. Yah kata pertama saat ia melihat wajah sang pemilik toko. Berjuta tanda tanya muncul denga cepat dalam benak Kiky bak anak panah yang dilepaskan. ‘apa benar ini ibu?’. Yah, kini anatar ibu yang dulu dengan ibu yang sekarang jauh sangat berbeda. Ibu yang dulu sangatlah bersahaja, beriman, dan tidak sombong. Tapi, ibu yang sekarang sudah mewah dengan gaun pendek sepaha yang glamour melilit di badanya, tidak sopan dan sombong. Kiky tidak berniat memanggil apalagi menganggapnya sebagai ibu kala ia tahu bahwa sang pemilik toko adalah ibunya.
Suatu hari Kiky pura-pura tak mengenal ibu nya saat ia tidanyai oleh sang pemilik toko, ibunya.
“hey kamu.. sini..”
“yah. Ada yang bisa saya bantu buk?”
“kamu ikut saya kedalam..”
Didalam
“nama kamu… si-a-pa?”
“Kiky buk..”
“lengkapnya?”
“Kiky Deriana Dewi”
“oh.. kamu kenal dengan saya?”
“kenal. Ibu pemilik toko bukan?”
“Iya.. selebihnya…?”
“sepertinya tidak”
“Aku ibu mu nak..”
“maaf buk. Saya tidak oernah mampunyai ibu seperti ibu. Ibu saya dikampung namanya Darmi. Biarpun ibu saya orang kamppung saya sangat amat mencintainya”
Mendengar penjelasn KIky, ibu pun  merasa malu dan sedih. Cucuran air mata jatuh menimpa beberapa berkas di mejanya.
“aku ini ibu mu nak.. ayo.. tinggal bersama ibu”
“tidak. Biarpun kau bekas ibuku, biarpun kau yang melahirkan ku, aku tak sudih tinggal bersama mu.”
“ kenapa? Bukankan jika kau tinggal bersama ku kau akan mendapatkan segalanya”
“segalanya?”
“iya nak”
“tidak.. lebih baika aku mati dengan status miskin harta daripada miskin moral seperti mu”
Dengan genangan air mata yang menganak sungai Kiky keluar ruangan tersebut dengan lega hati mengetahui bahwa sang pemilik toko benar-benar ibunya. Kini Kiky tidak berkerja di butik lagi dikarenakan sering membolos. Tanpa disadari, terdengar kabar bahwa sang ibu meninggalkan semua ke-mewahannya dan suami selingkuhanya dan kembali ke kampung untuk menanti kepulangan Kiky stelah lulus dari pendidikannya
Hari-hari ia jalani seperti biasa. Kiky mengalami kepuasan batin atas yang telah dilakuakan ibunya yang telah berusaha menjadi ibu seperti dulu lagi.
Hari berganti bulan. Bulan berganti tahun. Tak terasa Kiky sudah menamatkan pendidikan tingkat SMA nya. Hari ini adalah hari yang terpenting bagi angkatanya. Acara perpisahan. Yah dengan menggunakan gaun panjang berwarna peach dan sepatu ber-blink Kiky seolah-olah mencerminkan seorang ratu turun dari khayangan.  Tampak Viby yang memakai gaun biru donker juga serasi dengan menggunakan sepatu ber-hak tinggi berwarna putih. Pada moment penting ini, Kiky berpasangan dengan Fery, sedangkan Viby dengan pacar barunya, Boby. Suatu rangkaian acara yang sangat ia tunggu adalah penyerahan bea siswa kedokterannya di Singapura.
Dengan berakhirnya semua rangkaian acara, Kiky dianggap bukan anak SMA lagi, melainkan calon mahasiswa. Dengan perbekalan ongkos sebesar 500 ribu, Kiky dengan semangat meninggalkan tempat kost dan sejuta kengan terhadap ibu kost dan tak terlupa Viby yang akan melanjutkan studi bahasa arabnya di Kairo tahun depan. Dengan mengendarai bus selam 5 jam, Kiky akhirnya sampai. Kiky sangat terkejut saat kerumunan warga kampungnya menyambut kedatangannya. Namun, akat yang pertam ayang terucap adalah ‘IBU’.. Kiky langsung berlari memeluk sang ibu dengan penuh kehangatan. Satu yang tak terlupa ialah ciuman dan bisikan penyemangat dari ibu yang mengatakan
JADILAH BINTANG YANG SELALU BERSINAR WALAU MALAM MENYELIMUTI