Izin orangtuaku kantongi, do’a
sang Ilahi telah ku layangkan agar memberkati kepergianku untuk mengikuti
perkemahan di bumi perkemahan Danau Pandu Sriwijaya Indralaya. Ini siap…
barang ini siap… semuanya sudah siap. Dengan menggunakan bis “ISABELLA”, tepat
jam 07.30 WIB kami berangkat menuju bumi perkemahan. Sepenjang perjalanan, kami
selalu menguntai rantai canda bersama , tak terlupa Bindam Kece kami yakni Pak
Tandi dan Mis Fita. Alunan lagu pun sempat mengalun di bis kami, mulai dari
lagu pop sampai lagu dangdut, maklum ada rajanya sih… ‘Mahanda’. Namun tak lama
kemudian bis kami berubah menjadi hening mendadak. Lantunan suara
“ZZZzzzzZZzzzZZ” lah yang berterbangan di sekitar mulut mereka. Kami sempat
berhenti sejenak di rumah teman kami untuk -breakfast- … horee, nasi uduk nih..
tapi, berhubung saya gak enak badan saya gak terlalu antusias deh jadinya.
Tepat jam 14.00 WIB, kami tiba di
bumi perkemahan Danau Pandu Sriwijaya Indralaya. Kami sempat shock, karena
mendapati udara yang panas dengan tanah yang gersang. Namun, inilah tantangan
bagi kami yang sesungguhnya. Mampukah selama 5 hari, kami dapat bertahan
disini?.. yey setelah barang-barang kami turunkan dari bis kami pun langsung
menuju tapak tenda kami, 56. Selama 2 jam kami berjibaku untuk mendirikan
tenda, sungguh ini tanah apa batu yah? Untuk memasang patok pun sulit. Haha gila.
Jam menunjukan pukul 16.00 WIB. Tiba-tiba terdengar “untuk setiap pangkalan
diharapkan untuk mengirimkan 2 orang perwakilannya untuk mengikuti seleksi
petugas upacara pembukaan”. “oh” ucap saya dalam hati.namun tiba-tiba, kak
Wulan, selaku pradana kami mengamatkan (cie, amanat)….kak Saskia dan saya
untuk menjadi perwakilan. Its okay, awalnya saya tidak mau, namun demi rasa sayang
saya kepada kakak senior yah dengan rela hati saya ikuti.
Tap, tap, tap… dengan sigap kami
berlari menuju lapangan utama dengan menggunakan seragam pramuka lengkap. Semua
perwakilan dikumpulkan dan membuat barisan. Tak lama kemudian, kakak panitia
datang dan langsung memberi kami opsi tentang apa-apa tugas petugas upacara
pembukaan. 1.) Master Ceremony ‘saya gak bisa’ 2.) Do’a ‘bukan ahlinya’
3.) Pembawa baki ‘apalagi’ 4.) Pemimpin Upacara ‘kayaknya enggak deh’ 5.)
Pengibar Bendera ‘coba-coba aja kali yah’… singkat cerita saya ikut seleksi
pengibar bendera. Awalnya saya tak menyangka, kalau saya akan terpilih dalam
seleksi ini. Namun, meskipun saya terpilih, saya masih mempunyai beberapa
kasulitan karena saya harus beradaptasi untuk melakukan gerakan baris berbaris
di tanah yang tidak rata. Namun, ibu saya selalu mengajarkan untuk tidak
mengeluh dalam menghadapi tantangan yang dipikir tidak mungkin sekalipun,
thanks Mom.. 
Hari pertama
Sesuai dengan jadwal, pagi tepat
jam 08.00 WIB seluruh peserta Buper mengikuti upacara pembukaan. Yay, saya enggak ikut haha… yah kan saya petugasnya.. (haha.. just joke guyzz) setelah
pembukaan semuanya melanjutkan aktifitas selanjutnya. Sampai pada siang harinya
saya bersiap untuk mengikuti lomba Fun Cooking. Awalnya, masakan kami berjalan
dengan sempurna namun, karena terjadi sesuatu hal yang tidak terlalu kami
perhatikan akhirnya pun kami (aku dan Dhea) glabakan.. udah deh, kami kecewa
nih dengan masakan kami yang tidak sempurna… haha high frustasi. Its
okay, kami nyatakan belum berhasil di kesempatan ini, namun seberkas memo ini
dapat kami jadikan contoh buat kedepannya supaya semuanya berjalan lebih
sempurna lagi. Oh yah, yang mengagetkan itu rival terdekat kami yang satu pangkalan
(kak Aan dan Rafi), kami nilai masakannya jauh lebih baik dari kami.. Weleh-weleh apanya sih yang eror dari otak kami ini.. di hari pertama ini juga,
lomba putra plus putri Persandha dimulai kawan. Tenang, pangkalan kami ngirim
kok. Jangan dikira pangkalan kami nggak ada yang cantik yah.. haha tetapi teman, kayaknya ini bukan soal
cantik atau enggaknya orang itu. Yang diutamakan disini adalah pengetahuan.
Seberapa jauhkah pengetahuan mereka tentang pramuka, tentang pengetahuan umum
maupun seni. Tetapi teman, pada lomba Pa/Pi Persandha ini kayaknya bukan
keberuntungan kami deh. Ok.. tidak masalah buat kami, yang terpenting ialah
sudah berusahan dengan di imbangi dengan do’a .
Saya nyatakan hari pertama cukup sampai disini, mari kita berlayar kepulau
kapukk.. hahahha
Hari kedua
Hari ini kayaknya, tidak serajin
hari kemarin. Yah, hari ini kami bangun jam 05.00 WIB. Lagi-lagi saya harus
mengajak mis Fita untuk direpotkan mengantarkan saya ke MCK (maaf yah mis).
Personil pertama yang mapir ke MCK dari pangkalan kami yakni, lagi-lagi kami
bertiga (aku, mis Fita, dan Tania). Hari semakin terik, menandakan kami harus
bersiap untuk mengikuti lomba LTBB. Haduyyy…, ‘eits jangan menyerah kawan’.
Kami mendapat giliran ke-enam (so lucky we are, so we can use the time for
exercise). Tiba-tiba nomor kami di panggil. Dengan sigap kami memasuki arena
lomba. Tidak sampai 15 menit kami telah usai mengerjakan LTBB di depan
kakak-kakak juri (legaanyaa). Sehabis lomba, kami melanjutkan aktifitas untuk
makan. Siangnya semua orang bersiap untuk mengikuti lomba mereka masing-masing,
seperti adventure game, Pa/Pi Persandha, dan lain-lain. Kami, yang tidak
mempunyai jadwal perlombaan hari ini bisa duduk-duduk di tenda atau kedepan
sekedar untuk membeli makan atau minum. Oh yah teman, berhubung disini panas
banget, jadi minuman favorit disini tidak lain tidak bukan adalah Pop Ice dan
makanannya tidak lain Bakso Bakar… haha walau terdengar sederhana namun
itu semua sangat mewah bagi peserta Persandha ini. Malem ini juga, kami
memdapat giliran tampil pentas seni kawan. Mau tahu apa yang kami pentaskan???
suspicious kan.. oke, oke.. kami nampilin 'Senjang' teman. Pada tahu gak gimana
tuh kesenian? cari aja di Youtube. Dijamin pasti nemu. Tapi sayang teman,
kesempatan kami pentas seni tidak seluruhnya di dukung oleh teman satu pangkalan.
Karena tiga rekan cowok kami lagi ikut Adventure Game teman. Jadi saya hanya
bisa bilang, So Pity You're.. hehe Peace. Malem itu, kami sedikit kecewa karena
kami tidak mendapatkan Golden Ticket untuk tampil lagi dimalam Pandu Sriwijaya teman. Tapi, ora opo-opo.. Setelah saya pikir-pikir, hari kedua cukup
sampai disini dulu yah… Silahkan mempersiapkan perahu untuk kembali berlayar ke
pulau kapukkk…
Hari ketiga
Hari yang menegangkan. Karena
hari ini saya mengikuti lomba……. MTQ. Weleh-welah, gimana nih?? Saya nggak
bisa… saya malu… saya takut… huft, sambil menunggu namor saya dipanggil, saya
coba-coba latihan dulu. Tapi, sepertinya bakat saya memang bukan disini deh.
Saya terlalu susah untuk memainkan suara, saya terlalu susah untuk memainkan
Skill. Huh.. di pertengahan keputusasa-an saya, saya teringat kembali terhadap
pesan ibu saya “jangan merasa tidak bisa sebelum mencoba ingat, Allah SWT selalu
bersama mu” karena pesan ibu tersebut, saya sedikit tenang dan menyelesaikan
perlombaan dengan lancar. Namun, belum diketahui hasilnya. Sepulang saya dari
perlombaan, saya menonton teman saya yang mengikuti lomba asah terampil. Do’a
selalu kami layangkan semoga di kesempatan ini sekolah kami dapat membawa piala
terukir asah terampil. Hahay, akhirnya SMA kami memenangkannya, walau tak
membawa piala juara 1 namun juara 2 pun tidak apa-apa. Sedangkan yang cowok,
hanya bisa membawa paiala juara 3.. oke-oke its no problem to us.
Hari Keempat
Hari terakhir kami di Buper nih
teman. pagi-pagi sekali kami bersiap untuk mengikuti karnaval keliling kampus
Unsri teman. Tema pangkalan kami yakni, kebudayaan. Baca deh yang di bawaah
ini:
Kak Mimin: Pembawa sepeda
Kak Fakih: Kuyung Muba
(menggunakan jas ala kuyung)
Tania: Kupek Muba (menggunkanan
kebaya)
Rafi: Kabayan (menggunakan baju
khas kabayan membawa angklung mini)
Dhea: Cewek Betawi (menggunakan
kebaya dan membawa angklung mini)
Kak Wulan: Cewek Jepang
(menggunakan kostum Kimono)
Aku, kak Saskia, kak Putri, Suci,
Kak Aan: Anak Indonesia Bgt (menggunakan kostum Batik)
Rohman, kak Oni,
Mahanda: Baju Pramuka (Biar nggak hilang ciri khasnya)
Sepulang karnaval, kaki kami pada
pegel. haha, tapi tetep seru  kok. Anak pramuka tidak boleh mengeluh.
Minum es kayaknya menjadi tradisi yang tidak akan pernah terlewat pada saat
siang menjelang sore. huft, rasanya kaya padang tandus yang di guyur hujan...
wkkkwkk.Lagi enak-enak minum es, eh yuk Wulan mengamanatkan saya dan Dhea
 untuk temu ramah Rektor Unsri. Saya refleks bilang enggak mau. Tapi kak
Wulan tetap mengamanatkan saya dan Dhea. Akhirnya, kami berempat (aku, Dhea,
Tania, Suci) hom-pimpa bareng.. berharap saya enggak terpilih, eh malah saya dan
Dhea yang terpilih (nasib-nasib). Tapi, setelah dipikkir-pikir, tuh kejadian
membuat saya terpacu semangatnya untuk menjadi mahasiswa Unsri. Haha :). Dengan
menggunakan bis gede yang full AC-nya saya dan rombongan caw ke Auditorium
Unsri. Kata pertama yang terucap kala memasuki gedung Unsri yakni, ^WAWW^. Sekitar 2 jam acara berlangsung. Hal yang menarik dari hari ke-empat ini yakni,
saya mendapat 1 tepuk baru dari Kak Jenggot. Mungkin, ini hal yang biasa bagi
teman-teman yang lainnya tapi bagi aku untuk bertemu dan tahu dengan Kak
Jenggot pun sudah luar biasa terlabih lagi saya dan teman-teman rombongan lain
di ajarkan 1 tepukan. Malam nya..... malam Pandu Sriwijaya berlangsung pada
malam ini. Malam ini juga nih, api unggun teman. Eh, kami mau ngucapin maaf yah
buat Ridho cz enggak sempat liat di tampil jadi api dasa dharma. Oh yah teman,
malam ini juga final Pa/Pi Persandha teman. Walau pangkalan kami belum
beruntung, kami tetap Heppy-heppy aja kok. Anak Sekayu kan siru! jadi, dalam
keadaan apapun dibuat jadi seru. Malem ke-empat kayaknya udah dulu yah... its
time to get rest cause tommorow we will do ceremony and comeback to Sekayu
City.
Hari Kelima
Hari perpisahan. Hari ini, saya
bertugas lagi nih sebagai penurunan bendera. Ganbatte! Pagi-pagi sekali saya
dan teman-teman lainnya sudah siap di lapangan untuk melakukan latihan. Tak
lama kami melakukan latihan, upacara penutupan pun akan segera dilaksanakan.
deg,deg,deg! Tegapnya kaki sengaja ku topang agar terlihat sigap. Sesekali ku
menoleh ke atas. Yah, langit biru tiba-tiba digantikan dengan langit coklat
yang menandakan akan turunya bulir-bulir air hujan. Yah, perkiraanku benar.
Tapi, walau bagaimana pun juga ini adalah amanat. Saya dan teman-teman lainnya
harus tetap menurunkan bendera yang menjadi simbol acara selama seminggu ini.
Dresssttt! air mengalir dari ujung kepala sampai ujung kaki. Huft... setelah
pembagian piala, kami pulang ke tenda untuk merapikan barang-barang yang akan
di bawa pulang. Sebelum pulang, kami sempat-sempatkan dulu untuk ke depan
sekedar membeli makan (rujak) untuk mengisi perut yang minta di isi krn
kedinginan. Eh tiba-tiba datanglah kakak-kakak alumni SMA 2 dan kawan-kawan
menghampiri. ehm.. setelah kami selesai makan, kami kembali ke tenda untuk
bersiap mengengkut barang ke mobil karena mobilnya sudah datang.. Yeyy.. tapi
sayangnya, mobilnya tidak bisa masuk hingga ke Buper karena keadaan jalan yang
tidak mengizinkan. Jadi, kami relakan kaki kami bersahabat sementara dengan
tanah liat di Buper ini. Setelah semuanya beres. Kami pun berangkat. Hal yang
paling menyedihkan adalah mendengarkan salam perpisahan dari kakak-kakak
panitia ketika kami akan pulang ke SC. Bye-bye kakak, semoga bertemu kembali di
PERSANDHA KE 27 TAHUN DEPAN.. :)
Lagi-lagi kami harus bertemu
dengan yang namanya Perpisahan. tapi, yah sudahlah.. ini memang takdir..
cielah.. semoga, pengalaman Persandha tahun ini, menjadi guru untuk tahun depan
amiennn..
do'akan yah semoga kita bisa
bertemu di Persandha tahun depan...










Tidak ada komentar:
Posting Komentar