Label

Senin, 18 Maret 2013

Kisah Plus Kasih Persandha 26




Izin orangtuaku kantongi, do’a sang Ilahi telah ku layangkan agar memberkati kepergianku untuk mengikuti perkemahan di bumi perkemahan Danau Pandu Sriwijaya Indralaya. Ini siap… barang ini siap… semuanya sudah siap. Dengan menggunakan bis “ISABELLA”, tepat jam 07.30 WIB kami berangkat menuju bumi perkemahan. Sepenjang perjalanan, kami selalu menguntai rantai canda bersama , tak terlupa Bindam Kece kami yakni Pak Tandi dan Mis Fita. Alunan lagu pun sempat mengalun di bis kami, mulai dari lagu pop sampai lagu dangdut, maklum ada rajanya sih… ‘Mahanda’. Namun tak lama kemudian bis kami berubah menjadi hening mendadak. Lantunan suara “ZZZzzzzZZzzzZZ” lah yang berterbangan di sekitar mulut mereka. Kami sempat berhenti sejenak di rumah teman kami untuk -breakfast- … horee, nasi uduk nih.. tapi, berhubung saya gak enak badan saya gak terlalu antusias deh jadinya.
Tepat jam 14.00 WIB, kami tiba di bumi perkemahan Danau Pandu Sriwijaya Indralaya. Kami sempat shock, karena mendapati udara yang panas dengan tanah yang gersang. Namun, inilah tantangan bagi kami yang sesungguhnya. Mampukah selama 5 hari, kami dapat bertahan disini?.. yey setelah barang-barang kami turunkan dari bis kami pun langsung menuju tapak tenda kami, 56. Selama 2 jam kami berjibaku untuk mendirikan tenda, sungguh ini tanah apa batu yah? Untuk memasang patok pun sulit. Haha gila. Jam menunjukan pukul 16.00 WIB. Tiba-tiba terdengar “untuk setiap pangkalan diharapkan untuk mengirimkan 2 orang perwakilannya untuk mengikuti seleksi petugas upacara pembukaan”. “oh” ucap saya dalam hati.namun tiba-tiba, kak Wulan, selaku pradana kami mengamatkan (cie, amanat)….kak Saskia dan saya untuk menjadi perwakilan. Its okay, awalnya saya tidak mau, namun demi rasa sayang saya kepada kakak senior yah dengan rela hati saya ikuti.
Tap, tap, tap… dengan sigap kami berlari menuju lapangan utama dengan menggunakan seragam pramuka lengkap. Semua perwakilan dikumpulkan dan membuat barisan. Tak lama kemudian, kakak panitia datang dan langsung memberi kami opsi tentang apa-apa tugas petugas upacara pembukaan. 1.) Master Ceremony ‘saya gak bisa’ 2.) Do’a ‘bukan ahlinya’ 3.) Pembawa baki ‘apalagi’ 4.) Pemimpin Upacara ‘kayaknya enggak deh’ 5.) Pengibar Bendera ‘coba-coba aja kali yah’… singkat cerita saya ikut seleksi pengibar bendera. Awalnya saya tak menyangka, kalau saya akan terpilih dalam seleksi ini. Namun, meskipun saya terpilih, saya masih mempunyai beberapa kasulitan karena saya harus beradaptasi untuk melakukan gerakan baris berbaris di tanah yang tidak rata. Namun, ibu saya selalu mengajarkan untuk tidak mengeluh dalam menghadapi tantangan yang dipikir tidak mungkin sekalipun, thanks Mom.. 
Hari pertama
Sesuai dengan jadwal, pagi tepat jam 08.00 WIB seluruh peserta Buper mengikuti upacara pembukaan. Yay, saya enggak ikut haha… yah kan saya petugasnya.. (haha.. just joke guyzz) setelah pembukaan semuanya melanjutkan aktifitas selanjutnya. Sampai pada siang harinya saya bersiap untuk mengikuti lomba Fun Cooking. Awalnya, masakan kami berjalan dengan sempurna namun, karena terjadi sesuatu hal yang tidak terlalu kami perhatikan akhirnya pun kami (aku dan Dhea) glabakan.. udah deh, kami kecewa nih dengan masakan kami yang tidak sempurna… haha high frustasi. Its okay, kami nyatakan belum berhasil di kesempatan ini, namun seberkas memo ini dapat kami jadikan contoh buat kedepannya supaya semuanya berjalan lebih sempurna lagi. Oh yah, yang mengagetkan itu rival terdekat kami yang satu pangkalan (kak Aan dan Rafi), kami nilai masakannya jauh lebih baik dari kami.. Weleh-weleh apanya sih yang eror dari otak kami ini.. di hari pertama ini juga, lomba putra plus putri Persandha dimulai kawan. Tenang, pangkalan kami ngirim kok. Jangan dikira pangkalan kami nggak ada yang cantik yah.. haha tetapi teman, kayaknya ini bukan soal cantik atau enggaknya orang itu. Yang diutamakan disini adalah pengetahuan. Seberapa jauhkah pengetahuan mereka tentang pramuka, tentang pengetahuan umum maupun seni. Tetapi teman, pada lomba Pa/Pi Persandha ini kayaknya bukan keberuntungan kami deh. Ok.. tidak masalah buat kami, yang terpenting ialah sudah berusahan dengan di imbangi dengan do’a . Saya nyatakan hari pertama cukup sampai disini, mari kita berlayar kepulau kapukk.. hahahha
Hari kedua
Hari ini kayaknya, tidak serajin hari kemarin. Yah, hari ini kami bangun jam 05.00 WIB. Lagi-lagi saya harus mengajak mis Fita untuk direpotkan mengantarkan saya ke MCK (maaf yah mis). Personil pertama yang mapir ke MCK dari pangkalan kami yakni, lagi-lagi kami bertiga (aku, mis Fita, dan Tania). Hari semakin terik, menandakan kami harus bersiap untuk mengikuti lomba LTBB. Haduyyy…, ‘eits jangan menyerah kawan’. Kami mendapat giliran ke-enam (so lucky we are, so we can use the time for exercise). Tiba-tiba nomor kami di panggil. Dengan sigap kami memasuki arena lomba. Tidak sampai 15 menit kami telah usai mengerjakan LTBB di depan kakak-kakak juri (legaanyaa). Sehabis lomba, kami melanjutkan aktifitas untuk makan. Siangnya semua orang bersiap untuk mengikuti lomba mereka masing-masing, seperti adventure game, Pa/Pi Persandha, dan lain-lain. Kami, yang tidak mempunyai jadwal perlombaan hari ini bisa duduk-duduk di tenda atau kedepan sekedar untuk membeli makan atau minum. Oh yah teman, berhubung disini panas banget, jadi minuman favorit disini tidak lain tidak bukan adalah Pop Ice dan makanannya tidak lain Bakso Bakar… haha walau terdengar sederhana namun itu semua sangat mewah bagi peserta Persandha ini. Malem ini juga, kami memdapat giliran tampil pentas seni kawan. Mau tahu apa yang kami pentaskan??? suspicious kan.. oke, oke.. kami nampilin 'Senjang' teman. Pada tahu gak gimana tuh kesenian? cari aja di Youtube. Dijamin pasti nemu. Tapi sayang teman, kesempatan kami pentas seni tidak seluruhnya di dukung oleh teman satu pangkalan. Karena tiga rekan cowok kami lagi ikut Adventure Game teman. Jadi saya hanya bisa bilang, So Pity You're.. hehe Peace. Malem itu, kami sedikit kecewa karena kami tidak mendapatkan Golden Ticket untuk tampil lagi dimalam Pandu Sriwijaya teman. Tapi, ora opo-opo.. Setelah saya pikir-pikir, hari kedua cukup sampai disini dulu yah… Silahkan mempersiapkan perahu untuk kembali berlayar ke pulau kapukkk…
Hari ketiga
Hari yang menegangkan. Karena hari ini saya mengikuti lomba……. MTQ. Weleh-welah, gimana nih?? Saya nggak bisa… saya malu… saya takut… huft, sambil menunggu namor saya dipanggil, saya coba-coba latihan dulu. Tapi, sepertinya bakat saya memang bukan disini deh. Saya terlalu susah untuk memainkan suara, saya terlalu susah untuk memainkan Skill. Huh.. di pertengahan keputusasa-an saya, saya teringat kembali terhadap pesan ibu saya “jangan merasa tidak bisa sebelum mencoba ingat, Allah SWT selalu bersama mu” karena pesan ibu tersebut, saya sedikit tenang dan menyelesaikan perlombaan dengan lancar. Namun, belum diketahui hasilnya. Sepulang saya dari perlombaan, saya menonton teman saya yang mengikuti lomba asah terampil. Do’a selalu kami layangkan semoga di kesempatan ini sekolah kami dapat membawa piala terukir asah terampil. Hahay, akhirnya SMA kami memenangkannya, walau tak membawa piala juara 1 namun juara 2 pun tidak apa-apa. Sedangkan yang cowok, hanya bisa membawa paiala juara 3.. oke-oke its no problem to us.
Hari Keempat
Hari terakhir kami di Buper nih teman. pagi-pagi sekali kami bersiap untuk mengikuti karnaval keliling kampus Unsri teman. Tema pangkalan kami yakni, kebudayaan. Baca deh yang di bawaah ini:
Kak Mimin: Pembawa sepeda
Kak Fakih: Kuyung Muba (menggunakan jas ala kuyung)
Tania: Kupek Muba (menggunkanan kebaya)
Rafi: Kabayan (menggunakan baju khas kabayan membawa angklung mini)
Dhea: Cewek Betawi (menggunakan kebaya dan membawa angklung mini)
Kak Wulan: Cewek Jepang (menggunakan kostum Kimono)
Aku, kak Saskia, kak Putri, Suci, Kak Aan: Anak Indonesia Bgt (menggunakan kostum Batik)
Rohman, kak Oni, Mahanda: Baju Pramuka (Biar nggak hilang ciri khasnya)
Sepulang karnaval, kaki kami pada pegel. haha, tapi tetep seru  kok. Anak pramuka tidak boleh mengeluh. Minum es kayaknya menjadi tradisi yang tidak akan pernah terlewat pada saat siang menjelang sore. huft, rasanya kaya padang tandus yang di guyur hujan... wkkkwkk.Lagi enak-enak minum es, eh yuk Wulan mengamanatkan saya dan Dhea  untuk temu ramah Rektor Unsri. Saya refleks bilang enggak mau. Tapi kak Wulan tetap mengamanatkan saya dan Dhea. Akhirnya, kami berempat (aku, Dhea, Tania, Suci) hom-pimpa bareng.. berharap saya enggak terpilih, eh malah saya dan Dhea yang terpilih (nasib-nasib). Tapi, setelah dipikkir-pikir, tuh kejadian membuat saya terpacu semangatnya untuk menjadi mahasiswa Unsri. Haha :). Dengan menggunakan bis gede yang full AC-nya saya dan rombongan caw ke Auditorium Unsri. Kata pertama yang terucap kala memasuki gedung Unsri yakni, ^WAWW^. Sekitar 2 jam acara berlangsung. Hal yang menarik dari hari ke-empat ini yakni, saya mendapat 1 tepuk baru dari Kak Jenggot. Mungkin, ini hal yang biasa bagi teman-teman yang lainnya tapi bagi aku untuk bertemu dan tahu dengan Kak Jenggot pun sudah luar biasa terlabih lagi saya dan teman-teman rombongan lain di ajarkan 1 tepukan. Malam nya..... malam Pandu Sriwijaya berlangsung pada malam ini. Malam ini juga nih, api unggun teman. Eh, kami mau ngucapin maaf yah buat Ridho cz enggak sempat liat di tampil jadi api dasa dharma. Oh yah teman, malam ini juga final Pa/Pi Persandha teman. Walau pangkalan kami belum beruntung, kami tetap Heppy-heppy aja kok. Anak Sekayu kan siru! jadi, dalam keadaan apapun dibuat jadi seru. Malem ke-empat kayaknya udah dulu yah... its time to get rest cause tommorow we will do ceremony and comeback to Sekayu City.
Hari Kelima
Hari perpisahan. Hari ini, saya bertugas lagi nih sebagai penurunan bendera. Ganbatte! Pagi-pagi sekali saya dan teman-teman lainnya sudah siap di lapangan untuk melakukan latihan. Tak lama kami melakukan latihan, upacara penutupan pun akan segera dilaksanakan. deg,deg,deg! Tegapnya kaki sengaja ku topang agar terlihat sigap. Sesekali ku menoleh ke atas. Yah, langit biru tiba-tiba digantikan dengan langit coklat yang menandakan akan turunya bulir-bulir air hujan. Yah, perkiraanku benar. Tapi, walau bagaimana pun juga ini adalah amanat. Saya dan teman-teman lainnya harus tetap menurunkan bendera yang menjadi simbol acara selama seminggu ini. Dresssttt! air mengalir dari ujung kepala sampai ujung kaki. Huft... setelah pembagian piala, kami pulang ke tenda untuk merapikan barang-barang yang akan di bawa pulang. Sebelum pulang, kami sempat-sempatkan dulu untuk ke depan sekedar membeli makan (rujak) untuk mengisi perut yang minta di isi krn kedinginan. Eh tiba-tiba datanglah kakak-kakak alumni SMA 2 dan kawan-kawan menghampiri. ehm.. setelah kami selesai makan, kami kembali ke tenda untuk bersiap mengengkut barang ke mobil karena mobilnya sudah datang.. Yeyy.. tapi sayangnya, mobilnya tidak bisa masuk hingga ke Buper karena keadaan jalan yang tidak mengizinkan. Jadi, kami relakan kaki kami bersahabat sementara dengan tanah liat di Buper ini. Setelah semuanya beres. Kami pun berangkat. Hal yang paling menyedihkan adalah mendengarkan salam perpisahan dari kakak-kakak panitia ketika kami akan pulang ke SC. Bye-bye kakak, semoga bertemu kembali di PERSANDHA KE 27 TAHUN DEPAN.. :)
Lagi-lagi kami harus bertemu dengan yang namanya Perpisahan. tapi, yah sudahlah.. ini memang takdir.. cielah.. semoga, pengalaman Persandha tahun ini, menjadi guru untuk tahun depan amiennn..
do'akan yah semoga kita bisa bertemu di Persandha tahun depan...

Album Foto