Label

Sabtu, 12 Juli 2014

Makanan Daerah Cerminkan Kebudayaan Daerah



(Rahma Nur Auliasari)
Di setiap daerah tentunya memiliki kebudayaan, ciri khas, dan maskot  masing-masing. Semua itu muncul diakibatkan oleh faktor lingkungan yang mempengaruhi munculnya suatu kebudayaan tersebut. Lomba perahu bidar adalah salah satu contohnya. Perlombaan ini muncul karena di latar belakangi oleh faktor lingkungan dimana memanfaatkan sungai musi sebagai wahannya.
Musi banyuasin. Musi banyuasin adalah salah satu kabupaten di Sumatera Selatan. Letaknya di propinsi Sumatera Selatan memberikan begitu banyak keuntungan. Kabupaten Musi banyuasin atau yang lebih dikenal Muba dengan ibukota Sekayu berjarak sekitar 126 KM dari kota Palembang menuju arah Provinsi Jambi. Kota Sekayu adalah kota yang dialiri oleh sungai Musi. Derasnya aliran air sungai Musi tak menyurutkan semangat masyarakat untuk menjadikan sungai Musi sebagai sarana tempat mereka mencari mata pencarian. Sungai Musi telah lama menopang kehidupan masyarakat kota Sekayu, terkhususnya masyarakat yang tinggal di daerah pinggiran sungai Musi.
Bagi masyarakat, sungai Musi merupakan suatu anugerah. Disaat musim hujan tiba, air sungai Musi akan meluap turun kejalan raya, namun hal itu bukanlah suatu bencana bahkan disaat-saat seperti itu adalah waktu dimana telur-telur ikan yang berada didalam sungai semakin cepat berkembang menjadi ikan-ikan. Pada musim hujan pula, masyarakat sekitar kota Sekayu beramai-ramai menangkap ikan yang sering disebut iwak mudik dengan berbagai macam cara seperti menangkul, memancing, memakai corong, dan memakai jala maupun jaring. Tak jarang masyarakat mendapatkan hasil tangkapan ikan yang melimpah. Hasil tangkapan ikan yang melimpah tersebut sempat membuat warga kebingungan untuk mengolahnya. Sampai suatu ketika, mereka menciptakan berbagai macam makanan yang bahan utamanya adalah ikan.
Bagi tamu daerah yang pertama kali datang ke kota Sekayu mereka mencari makanan khas Sekayu yaitu brengkes dan pindang. Dari makan-makan tersebut memakai bahan utamanya yakni ikan (patin, baung, nila, seluang). Seperti namanya yang asing di telinga yakni brengkes. Brengkes adalah ikan yang dimasak dengan lumuran daging buah durian yang di fermentasi (tempoyak) yang diberi bumbu lalu dibungkus dengan menggunakan  daun pisang dan dimasak dengan cara di kukus. Kesan gurih membuat seseorang yang memakannya ketagihan.
Dewasa ini ada makanan khas Sekayu yang bermunculan contohnya pedeh. Sama seperti yang lainnya, pedeh adalah makanan yang bahan utamanya yakni ikan. Cara membuatnya pun terkesan unik. Ikan yang menjadi bahan utamanya akan diolah dengan cara dibusukan. Setelah itu adonan ikan yang telah dibusukan lalu dicampur dengan bumbu-bumbu yang lainnya. Dan terakhir siap dimakan bersama dengan nasi kering yang dicampurkan ke dalamnya. Memang, cara yang digunakan terkesan menjijikan tetapi seandainya dipikir-pikir justru inilah yang disebut dengan kebudayaan. Bisa dibilang masyarakat kota Sekayu telah terbiasa untuk mengkonsumsi makanan yang dirasa telah mendarah daging dengan lidahnya. Namun, walaupun begitu mereka harus memperhatikan nutrisi yang masih terkandung didalamnya. Kebanyakan pedeh disukai oleh masyarakat Sekayu asli dibandingkan oleh masyarakat Sekayu pendatang.
Adapun makanan lainnya yang berasal dari daerah sekayu yakni lempok durian. Lempok durian atau dodol durian pada umumnya adalah makanan yang berbahan utamanya buah durian. Cara membuatnya pun sangatlah mudah. Buah durian yang masak akan diambil daging buahnya lalu di campurkan dengan gula dan garam yang kemudian akan dimasak dengan cara diaduk diatas kompor. Setelah mengental lempok durian siap di nikmati.
Berbicara mengenai makanan khas Sekayu, makanan khas Sekayu dirasa tidak memiliki kekhususan oleh karena daerah Sekayu berada di peraiaran sungai Musi yang kebudayaannya saling mempengaruhi antara satu daerah dengan daerah lain seperti kabupaten Ogan Ilir, kabupaten Musi Rawas, kabupaten Muara Enim dan lain-lain.  Jadi, kita tidak bisa mengatakan bahwa pindang, brengkes, salai, pedeh, lempok durian dan lain-lain adalah makanan khas dari daerah Sekayu. Karena didaerah lain pun mengatakan bahwa mereka mempunyai makanan khas yang sama yakni pindang, brengkes, salai, pedeh, lempok durian dan lain-lain hanya saja penyebutan namanya berbeda.
Namun, yang membedakan antara makanan dari daerah Sekayu dan daerah lain yakni komposisi dan jenis bumbu yang digunakan sebagai campuran makanan tersebut. Sebagai contohnya yakni pindang. Pindang merupakan makanan yang bahan utamanya adalah  ikan yang dimasak dengan dicampur tumisan rempah-rempah seperti bawang merah, kunyit, serai, laos dan air yang berfungsi sebagai kuahnya. Di daerah Sekayu pindang di masak dengan menggunakan bahan seperti biasanya namun memakai campuran lain seperti cungdiro dan terasi. Berbeda dengan daerah Sekayu, kabupaten Ogan Ilir atau yang lebih dikenal pindang meranjat menggunakan bahan seperti yang digunakan masyarakat Sekayu Namun, mereka tidak memakai cungdiro dan jumlah terasinya lebih banyak.

Cara membuat pindang ikan patin sekayu
Bahan :
  • 500 gram ikan patin.
  • 500 ml air.
Bumbu yang dihaluskan :
  • 6 butir bawang merah.
  • 4 siung bawang putih.
  • 4 buah cabai merah besar.
Bumbu lainnya :
  • 4 cm lengkuas, iris tipis.
  • 2 cm kunyit, iris tipis.
  • 3 cm jahe, iris tipis.
  • 2 batang serai, memarkan.
  • 10 buah cabai rawit, biarkan utuh.
  • 3 buah cungdiro, belah menjadi 4 bagian.
  • 1 mata asam jawa.
  • 2 lembar daun salam
  • 1 sendok makan kecap manis
  • 1 ½ sendok teh garam
  • Terasi , iris
  •  
Cara Membuat Resep Cara Membuat Pindang Ikan Patin:
  1. Cuci ikan patin, lalu potong menjadi 5 bagian. Sisihkan.
  2. Rebus air bersama bumbu halus, lengkuas, kunyit, jahe, dan serai sampai mendidih.
  3. Masukkan ikan patin dan bumbu lainnya, masak di atas api kecil sampai ikan matang dan bumbu meresap. Angkat, sajikan dengan nasi hangat. silahkan

Masyarakat sekayu pun tidak serta merta memakan ikan. Pindang yang awalnya berbahan utama ikan sekarang telah banyak dimodifikasi dengan bahan utama yakni tulang sapi atau yang lebih dikenal dengan pindang tulang. Pindang tulang disini yakni memakai tulang sapi yang masih tersisa dagingnya. Cara pembuatannya pun sama dengan cara pembuatan pindang ikan.  Dengan menambahkan beberapa campuran daun kemangi yang memberikan kesan tersendiri pada rasanya, pindang tulang menjadi makanan favorit masyarakat Sekayu.
Makanan khas daerah adalah makanan yang mencerminkan keadaan alam disekitarnya. Makanan khas daerah pun bisa mendeskripsikan sikap suatu masyarakat di setiap daerha. Namun, ironisnya saat ini banyak masyarakat tidak banyak mengetahui makanan khas daerahnya. Diharapkan kita sebagai generasi muda masyarakat Muba lebih mengetahui makanan khas daerah agar lebih dekat kepada daerah yang telah memberikan banyak anugrah terhadap penghidupan kita selama ini.

Rabu, 28 Mei 2014

Kerikil Tajam Dilintasan Pejuang Estafet Bangsa Dalam Menyuarakan Aspirasi Nasionalisme


 (Rahma Nur Auliasari)

“Apabila seseorang ingin menjajah suatu bangsa maka jajahlah komponen terpenting dari suatu bangsa tersebut, yakni generasi muda. Gunakanlah hal-hal yang dapat merusak sifat moralitas dari kaum muda tersebut.”

Pepatah tersebut menunjukan betapa pentingnya generasi muda dari suatu bangsa. Ibarat permainan estafet, generasi muda adalah pelari kedua yang siap berjuang membawa tongkat estafet pembangunan dari pelari pertama yang perlahan akan mundur dari jalur pertandingan. Pelari pertama hanya bisa memperjuangkan untuk memberikan tongkat estafet perjuangan dan berharap agar pelari-pelari selanjutnya, yakni generasi muda dapat membawa tongkat estafet menuju garis final yang diidam-idamkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Di dalam masyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial. Kedudukannya yang strategis sebagai penerus cita – cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya.
Dewasa ini sedang hangat-hangatnya pemberitaan mengenai kekerasan sekaligus pelecehan seksual pada anak dibawah umur. Kejadian tersebut adalah salah satu kejadian yang baru muncul kepermukaan dan menjadi buming seantero Indonesia. Fenomena tersebut setidaknya menjadi cambukan hebat terhadap para orangtua untuk selalu mengawasi setiap sisi keseharian mereka. Mengapa? Karena mereka adalah salah satu generasi penerus bangsa. Walaupun waktunya terhitung masih lama. Namun akan ada waktu dimana merekalah yang akan memangku dan mengemudikan roda pemerintahan Indonesia. Alangkah lucunya apabila para generasi penerus bangsa tersebut memiliki akhlak dan mental yang bobrok jauh sebelum mereka mengerti tentang Negara ini.

Generasi Muda
Berbicara mengenai pejuang estafet bangsa, yah bisa dikatakan pejuang estafet bangsa adalah generasi muda, apa yang dimaksud dengan generasi muda? Generasi muda adalah kelompok, golongan, angkatan, kaum muda yang hidup dalam jangka waktu tertentu, dimana mereka memiliki tugas untuk melanjutkan pembangunan bangsanya sebagaimana tugas-tugas para angkatan yang hidup sebelum mereka[1].
Pada sensus penduduk tahun 2010,tercatat remaja di Indonesia mencapai 147.338.075 jiwa atau 18,5% dari seluruh penduduk Indonesia[2]. Bisakah Anda bayangkan, betapa banyaknya remaja di Indonesia. Remaja-remaja atau yang bisa kita sebut sebagai generasi muda tersebut adalah cikal bakal yang akan menggantikan mereka yang tengah duduk dikursi kekuasaan. Generasi muda inilah yang akan mengharumkan nama bangsa Indonesia ke kanca internasional dari berbagai macam bidang yang berbau internasional.
Kaum muda sangatlah dekat dengan perubahan. Pengaruh-pengaruh yang bersifat positif ataupun negatif sangatlah mudah untuk masuk dan mengubah pola pikiran suatu kaum muda. Kaum muda yang memiliki usia rentang 16-25 tahun, secara biologis pada usia-usia tersebut mereka sedang mengalami masa-masa pencarian jati diri. Semua yang mereka lakukan selalu benar dan tak pernah salah. Namun, pada masa-masa itulah gelora nasionalismenya tumbuh dengan subur. Terbukti dari maraknya mahasiswa yang berpartisipasi dalam demonstrasi masal.
Demokrasi
Indonesia. Indonesia adalah Negara yang berlabelkan demokrasi. Abraham Lycon mengemukakan suatu teori yang berbunyi, “dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Sederhana memang kedengarannya. Namun jika kita telaah kembali, teori yang dikemukakan oleh beliau tersebut mengandung banyak manfaat bila kita terapkan dalam kehidupan berbangasa dan bernegara. Teori tersebut menjelaskan bahwa rakyat memegang kuasa penuh atas majunya suatu pemerintahan.
Namun, saat ini teori tersebut berjalan tidak sebagaimana mestinya. Banyak para anggota partai berlomba-lomba mencalonkan diri untuk menjadi wakil rakyat  namun, saat mereka telah terpilih, rakyat seolah hanya sebagai embel-embel untuk mengumbar janji agar mereka bisa menguasai negeri ini. Kehidupan rakyat yang berada diambang garis kemiskinan dirasa tidak sedikit pun mencuri perhatian mereka yang tengah duduk dibangku kekuasaan untuk meperbaiki secuil saja derajat hidup mereka.
Lalu, kemana jalanya teori demokrasi saat ini? Masih adakah mereka yang mau menegakan unsur-unsur demokrasi tersebut.
Apa yang dimaksud budaya demokrasi? Budaya demokrasi adalah pola-pola sikap dan orientasi politik yang bersumber dari nilai-nilai dasar demokrasi yang seharusnya dimiliki oleh setiap warga dari sistem politik demokrasi. Adapun nilai-nilai dasar demokrasi yakni kemerdekaan, persamaan dan solidaritas.
2014. Menurut penanggalan bintang tahun 2104 adalah tahun kuda emas. Namun, pada penanggalan politik, tahun 2014 adalah tahun dimana Indonesia akan menemukan wajah-wajah baru yang akan memimpin negeri ini. Yah, pada tahun ini Indonesia akan melakukan pemilihan umum, mengingat tahun ini masa jabatan presiden-dan wakil presiden akan usai terhitung 5 tahun dari tahun 2009.
Sebanyak 15 partai politik yang terdiri 12 partai nasional dan 3 partai lokal Aceh maju mencalonkan anggotanya dalam pemilihan anggota legislatif pada 9 Maret 2014 lalu. Birunya kelingking menjadi tanda bahwa kita sebagai warga Negara Indonesia telah berpartisipasi dalam menegakan pemerintah yang bersih, jujur dan adil. Transparanisasi dan keikhlasan sangat dibutuhkan dalam kegiatan pesta demokrasi kali ini. Keadaan dibawah tekanan untuk lebih berpihak kesuatu partai karena partai tersebut memberikan iming-iming janji atau biasa disebut politik uang, diharapkan tidak terjadi secara berkelanjutan dari tahun ketahun.
Peran Kaum Muda dalam Kegiatan Pemilihan Umum
Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, para kaum muda mempunyai rentang usia 16-25 tahun, secara biologis pada usia ini mereka tengah mengalami fase-fase pencarian jati diri. Gelora nasionalisme yang tumbuh bak jamur tumbuh dikala musim hujan.
Pemikiran-pemikiran matang kaum muda tidak jarang membuahkan kesimpulan yang preseptif bagi permasalah yang tengah terjadi di negeri ini. Selain jiwanya yang muda, kaum muda tersebut pun memiliki pemikiran yang muda. Pemikiran muda disini merupakan pemikiran yang bersifat aktual, pemikiran yang diambil dari berbagai sudut pandang yang menjadikan suatu permasalah tidak salah dalam satu pandangan. Karena pada hakikatnya, kaum muda hanya bisa memikirkan, memandang suatu permasalahan berdasarkan yang mereka ketahui dan pahami.
Saat ini, disetiap pelosok daerah di seluruh bagian Negara Indonesia sedang hangat-hangatnya membicarakan mengenai kegiatan pemilu yang akan diselenggarakan dalam  dua kali putaran. Pada tanggal 9 maret kemarin ialah pemilihan umum anggota DPRD dan DPR RI, rakyat Indonesia telah memilih calon ketua dan wakil ketua anggota legislatif. Pada tahun ini ada sekitar 175 juta penduduk dan 23 juta remaja  atau kaum muda di Indonesia yang akan mengikuti pemilihan umum[3]. Walaupun sebagian dari kaum muda tersebut bisa dikatakan sebagai pemula, namun keikutsertaanya dalam mengikuti jalannya pesta demokrasi ini sangatlah dibutuhkan. Jika para remaja tersebut lebih memilih golput maka hak suara mereka akan terbuang dengan percuma. Itu artinya mereka sama sekali tidak berantusias dalam mewujudkan Negara Indonesia makmur dibawah pimpinan mereka yang memang benar-benar memiliki jiwa pemimpin.
Satu Celah Diantara Pemikiran Kaum Muda
Secara logika, yang namanya kaum muda adalah mereka yang mempunyai jiwa muda. Seseorang yang telah lanjut usia pun apabila mereka menganggap jiwa mereka muda, mereka bisa dikatakan muda. Yah muda pemikiran tapi bukan muda raga. Namun, saat ini pokok bahasan yang sedang dikupas ialah kaum muda yang dilihat dari sisi biologis dan dari jiwanya.
Pernahkah terbayangkan bagaimana seorang kaum muda sangat mudah dipengaruhi? Saat ini banyak kaum muda menganggap dunia merekalah yang paling menyenangkan. Mereka bisa melakukan berbagai macam kegiatan yang mereka minati tanpa pikir panjang sebab dan akibatnya. Hampir semua kaum muda dizaman saat ini menganggap bahwa sekolah hanya sebagai formalitas belaka. “Toh ujung-ujungnya juga lulus”, pikir mereka. Bagaimana mau maju bangsa ini. Jika kaum muda saja sulit untuk dididik. Salah satu faktor yang merusak kaum muda saat ini ialah merebaknya sikap apatis dan sifat acuh tak acuh terhadap keadaan Negara. Bagaimana bisa, setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik pemikiran mereka dicekoki oleh perubahan teknologi yang semakin hari semakin pesat. Sepasang bola mata yang mereka miliki dipergunakan secara sia-sia. Sepasang bola mata mereka dipasangkan ditempat senyaman mungkin di depan layar putih transparant dengan koneksi internet didalamnya. Sepasang bola mata mereka tidak dipergunakan untuk melihat sedetik saja perubahan yang terjadi di Negara ini.
Jika kita kaitkan dengan kegiatan pemilihan umum kemarin, berapa persenkah angka keikutsertaan para kaum muda? Adakah mereka yang memang benar-benar memilih demi kepentingan pemerintahan bangsa ini? Entahlah.
Pemerintah sangat mengapresiasikan mereka, para kaum muda dalam partisipasinya menyumbangkan satu persatu suara kepemimpinan bagi negeri ini. Memang, memilih pemimpin yang memegang teguh janji sangatlah sulit. Bagai mencari jarum di tumpukan jerami. Namun, walaupun begitu setidaknya usaha untuk mencari telah ada. Tinggal lagi mereka, para calon yang terpilih mengusahakan pewujudan janji-janji besar mereka terhadap rakyat.
Permasalahan Kaum Muda pada Kegiatan Pemilu
Pernahkah Anda berpikiran bahwa seorang kaum muda tidak hanya berperan sebagai pencoblos pada pemilu? Yah, kaum muda bisa saja menjadi peserta pemilu. Karena dilihat dari segi potensi dan pemikirannya kaum muda memiliki pemikiran yang luas, pemikiran yang bisa saja memperbaiki tatanan pemerintahan republik kita ini.
Disisi lain permasalahan besar muncul. Ternyata majunya caleg-caleg muda ini, sebagian besar hanya sebagai trik penggelembungan suara. Bagaimana bisa? Menurut artikel yang saya baca di media sosial, mereka mengatakan bahwa menurut data daftar pemilih tetap, ada sekitar 20-30 persen jumlah pemilih pemula dari total daftar pemilih tetap. Dalam konteks pemilih, sorotan terhadap pemilih pemula menjadi perbincangan karena secara kuantitas jumlahnya cukup signifikan[4]. Data tersebut membuat sejumlah parlemen memutar otak untuk tetap dapat mendapatkan suara terbanyak pada pemilu kali ini. Mereka para anggota perlemen mengusung anggota-anggotanya yang berusia muda sebagai caleg-caleg muda. Strategi ini tentu saja untuk menarik dukungan dari basis pemilih pemula.
Namun, apakah dengan cara tersebut para kaum muda diluaran sana akan memberikan suaranya bagi caleg-caleg muda yang dicalonkan oleh partainya? Belum tentu. Seorang pemilih, atau pemilih pemula tidak serta merta memilih calon legislatif yang memiliki usia yang dirasa sebanding dengan dirinya. Seharusnya, konsep yang dimatangkan tidak hanya dari segi usia. Akan lebih bagus apabila para calon legislatif muda tersebut membawa gagasan-gagasan baru terkait tentang apa-apa yang akan mereka perjuangkan untuk kaum muda. Setidaknya embel-embel tersebut sedikit bisa membantu.
Politik kaum muda bukanlah replikasi politik kaum tua yang sudah usang dimakan zaman. Politik kaum muda juga sebaiknya tidak ditempatkan dalam posisi yang aji mumpung, hanya karena memenuhi syarat untuk mengajukan diri sebagai caleg atau hanya karena punya relasi yang kuat dengan elite partai.
Dan hadirnya politik kaum muda setidaknya memberikan sedikit hawa segar bagi deretan calon legislatif. Setidaknya, mereka memberikan atmosfir baru dalam menarik perhatian semua pemilih yang bosan terhadap muka-muka lama. Bukanya sebagai sarana penggelembungan suara terhadap partai yang mengusung mereka. Sangat disayangkan apabila asset-aset Negara seperti kaum muda yang selayaknya memiliki potensi sebagai penampung aspirasi masyarakat dalam menyuarakan budaya demokrasi, malah tidak bisa bersikap banyak. Karena, keberadaannya sangat ditentukan oleh peran kaum tua.
Kesimpulan
Indonesia sebagai Negara berkembang yang mempunyai sumber daya alam yang melimpah, diharapkan agar bisa dimanfaatkan untuk memfasilitasi serta memakmurkan rakyatnya agar terciptalah sumber daya manusia yang berkualitas, berbasis kompeten dan ber-mindset nasionalisme. Dengan meningkatnya kualitas sumber daya manusia, maka tidak akan ada lagi ‘orang besar memasang perangkap di rumah orang kecil’. Tidak ada lagi pemikiran kaum muda yang dikendalikan oleh kaum-kaum besar.
Jika Negara diibaratkan sebuah apel yang dimakan ulat, maka janganlah kita membuang semua bagian apel tersebut. Kita bisa hanya membuang bagian apel yang dimakan oleh ulat tersebut. Karena pada hakikatnya, seburuk apapun perilaku kita maka kita tidak perlu membunuh diri kita. Begitupun dengan Negara ini, seburuk apapun pemimpin, seburuk apapun perilaku yang telah mereka kerjakan terhadap Negara ini, kita tidak perlu bertindak kejam, karena akan ada waktu dimana kekukuasaan mereka akan usai. Akan ada waktu dimana demokrasi benar-benar dirasakan oleh semua level masyarakat. Tinggal lagi kita sebagai generasi penerus bangsa, untuk mempersiapkan langkah-langkah kemajuan yang akan kita bawa dalam memimpin Negara ini. Sehingga Indonesia berjalan di koridor ketatanegaraan yang diidam-idamkan oleh seluruh rakyat ibu pertiwi.


Minggu, 02 Februari 2014

Salah Orang

Heyhoo, postingan kali ini adalah postingan pengalaman yang dialami oleh adek saya. Yah, salah orang!!! Tepat setengah jam lalu, aku bersama kedua adikku tengah bermain-main diteras depan rumah. Kami saling judge menggunakan kata-kata yang memakai additional word seperti "sa, si, su, se, so", for example: kasamusu gisilasa beselosom masandisi~ Ada yang tau apa artinya?? Yah kita tinggal buang aja partikel "sa, si, su, se, so"

Guys, saat kami lagi latihan vokal, *eh latian vokal gayanya ngenyes bangets. Tiba-tiba adek cowok saya berinisiatif membelah dogan. dengan asyiknya dia membelah dogan, sampai-sampai dia ga ngebagi-bagi lagi itu dogan. Dasar lu! ntar gue kutuk loh jadi nyemot, eh monyeettt.-

Melihat kepandaianya membelah dogan dan ga bagi-bagi *eh, adek bungsu saya dengan sigapnya melapor ke kakak saya bahwa adek cowok saya bisa membelah dogan. "Kak, kak ami lah biso dapet TKK belah dogan, dio lah biso belah dogan" Tapi, tiba-tiba tanpa disadari orang yang disangka adik saya adalah kakak saya, ternyata bukan kakak saya. sontak saya dan adik cowok saya laughing out louder. hahaha.

Namun, hal yang saya ga suka sama adek bungsu saya yakni, dia suka banget mukul-mukul badan saya kalo dia lagi malu. Yah mau tidak mau, badan saya jadi sasaran empuk pukulan mautnya. Habis sih, saya ga bisa banget yang namanya nahan ketawa. Untuk menghindari pukulan mautnya saya langsung ngacirrrrr ke kamar mandi dengan beralasan mau mandi.

Saya bisa ngebayangin, betapa masam nya muka saat menahan malu tersebut... but... but!!!

Relationship Without Status

Guys taulah yah apa yang dimaksud HTS? Yap, itu adalah hubungan yang sedang aku jalani bersama seseorang saat ini. Aku ga tau dari mana hubungan ini berkisah. Tiba-tiba kami dipertemukan, dan tanpa disadari kami saling menyayangi.

Kata-kata sayang tak pernah absen saat kami do convers. Sometimes, aku merasakan hal yang janggal. Kenapa bisa kami saling sayang-sayangan while ga ada tuh ikatan between us. Saat ditanya tentang pacaran, eh si ***** bilang kalo pacaran itu ga boleh. Asal kalian tahu, kata-kata yang ia lontarkan itu sedikit membuat otak saya berpikir kritis. Hows can, you say enganged isnt allowed while kamu sama aku sayang-sayangan?? -BIG QUESTION-

Jujur, ini pengalaman yang tragis. ga pernah terpikir kenapa aku bisa terjebak pada hubungan ini. Sekilas, kata mundur seolah ringan terucap, tapi sampai detik ini kata itu belum terucapa. Apa ini yang dinamakan terlanjur sayang?

Pesan buat semua cowok, jika kalian memang menyayangi seorang wanita dan terlihat bahwa seorang wanita tersebut juga menyayangi-mu jangan pernah kecewain dia dengan memberikan kalimat-kalimat indah tapi kau tak jua mengikatnya dengan satu ikatan yang disebut Pacaran.

Sabtu, 01 Februari 2014

Eight of Alphabet. You're My Lovely Shinchan❤

Ini sebuah kisah, kisah kecil yang mungkin akan selalu diingat. Mungkin kalian bertanya-tanya apa makna dari judul postingan saya kali ini. Coba kalian terka huruf apa yang dimaksud dari judul tersebut. Yeah, it is 'H' i usually call him as KASIN, kakak sinchan. Abisnya sih, mukanya mirip shichan. #Unyu-unyu. I dunno why suddenly i thinking about him when i am being done this story.

 Okeh, this story begin ketika aku sering banget ketemu KASIN. Entah itu dikolam renang, di Muba Expo, dimana-mana deh pokoknya. Pernah terlintas dibenak saya, apa bumi sebegitu sempitnya sampai-sampai itu orang selalu saya liat batang idungnya kemana pun saya pergi *dubrakkkk*.

Tapi, sangka tak disangka ternyata saat saya ikutan suatu kegiatan ekskul diluar sekolah eh si KASIN nongol juga disana. Dan pada akhirnya, itu KASIN jadi rekan satu ekskul. -huahhhh-

Awal kenal dia, saya sempat terheran-heran soalnya sifatnya dingin banget. -ini cowok ga ada seru-serunya jadi orang-. Tapi, justru sifatnya yang dingin bisa saya manfaatkan untuk jadi pelengkap minum teh, kayak es teh gitu. Eeeitsss, ini serius, dari sifatnya yang dingin membuat saya penasaran sama kepribadiaanya. Semua cara saya lakuin demi meemecahkan batu es, eh bukan demi memecahkan rasa penasaran saya sama itu orang.

Melalui convers di salah satu medsoc, saya bisa sedikit demi sedikit tau kepribadiannya. Mindset saya yang awalnya beranggapan KASIN orangnya dingin tiba-tiba pecah *duarrrrr* saat convers yang saya layangkan di-rep dan berlanjut hingga hari ini.

Tujuan awal mau akrab dengan si KASIN karena rasa penasaran terhadap kepribadiaanya, tepat detik ini saya berbelok haluan. atas semua convers yang pernah kita doing together, i feel something different happend to my heart. -God, apa yang terjadi???-

Jujur, ga pernah saya merasa senyaman ini dengan cowok, selain kkak saya, adek saya, sama papa saya. mungkin kata 'Suka' harusnya ga benar-benar terjadi. Soalnya saat saya tanya tentang pacarnya eh si KASIN malah jawab gini - pacaran itu ga boleh-. Saya mulai berpikir kritis....  kalo si KASIN bilang ga boleh pacaran, terus sayang-sayangan boleh? apa bedanya coba?!! Yang dilakuin saat pacaran itukan sayang-sayangan. Terus, kalo pacaran ga boleh, kenapa kamu sayang-sayangan sama aku? *upss, ketauan deh* 

It Is 1st February. What Is Your Wish (?)

Heyhoo
Guys, pada inget ini tanggal berapa? yeah, 1st february. Jujur dari lubuk hati yang paling dalem kayaknya hari-hari cepet banget berlalu. Padahal seinget saya kemaren itu baru aja ngerayain tahun baruan, bakar-bakar sate, bakar jagung, panggang pempek dan lain-lain. Biasanya moment-moment awal bulan kayak gini, kami suka bikin harapan-harapan dibulan ini. Entah harapan nilai naik, harapan lebih bisa melakukan amal baik, dan lain-lain.

Guys, nowdays banyak banget orang yang seneng kalo hari berganti dengan cepat. Alasannya sih karena semakin cepat dewasa. Emang sih, dengan bergantinya hari, tahun pun berganti dgn kata lain umur pun bertambah. Namun disisi lain kita bergerak perlahan menuju kematian. Astagfirullah.

Berbicara tentang kematian, enggak ada tuh orang yang bisa menolaknya. Biarpun seorang Harry Potter sekalipun. Maka dari itu, sebagai hamba Allah SWT kita di harapkan untuk selalu bermunajat hanya kepada Allah. Mengucapkan Alhamdullilah disetiap napas yang telah Allah berikan untuk kita. Coba bayangkan, jika satu tarikan napas bertarif!, butuh berapa uangkah kita untuk bertahan hidup didunia ini?!


Alhamudllilah, sepenggal kata tersebut dirasa sangat mudah dilafazkan. Namun, jika kita meresapi maknanya percayalah hidup kita penuh dengan keikhlasan. Amin Ya Robbal Alamin~

Jumat, 29 November 2013

Kami Adalah Pahlawan Kehidupan



Kami adalah pahlawan kahidupan, mungkin kalian berpikir keras untuk mengartikan kalimat tersebut. Yah, kalimat yang baru saja kalian baca adalah kalimat yang menggambarkan siapa kami? apa peran kami di bumi ini?. Jangan kalian pikirkan kami adalah sosok pahlawan super seperti Superman, Batman, dan Spiderman.

Masih bingung? okeh, saya akan ajak kalian mengupas kalimat tersebut kata demi kata.
Pahlawan, adalah sesosok orang yang berjuang dengan sekuat tenaganya untuk membela/ mempertahankan apa yang menjadi miliknya.
Kehidupan, adalah serangkaian perilaku yang kita lakukan selama kita hidup. Jika kita kaitakan dengan alam, hidupnya manusia tidak terlepas dari hirupan udara. Kata kehidupan disini saya buat untuk mewakili kata hutan.

Nah, intinya kami adalah sesosok manusia yang berusaha mempertahankan hutan. Bayangkan jika investasi hutan semakin menipis di muka bumi ini. Kita mungkin bisa hidup tanpa air dalam beberapa hari, namun hal yang tak bisa kita pungkiri yakni kita tidak bisa hidup tanpa oksigen walau hanya 1 hari.

Sebagai manusia yang hidupnya ketergantungan dengan alam, hendaknya kita sadar bahwa  kemana lagi kita mencari oksigen jika alam selalu kita rusak selalu kita babat habis keberadaanya. pikirkanlah sejenak, ratusan bahkan ribuan hutan ditebangi di bumi ini dan beralih fungsi menjadi perumahan penduduk atau bahkan pabrik-pabrik industri.

Terkadang saya berpikir, memang manusia bisa manciptakan sebuah teknologi yang canggih, teknologi yang dapat meringankan manusia, namun disisi lain apakah bisa teknologi-teknologi tersebut menciptakan kebutuhan sederhana manusia, ya OKSIGEN. Jawabannya TIDAK.

Efek rumah kaca yang diisukan sebagai gejala Pemanasan Global ternyata tak banyak mengetuk pintu nurani sebagian insan di bumi ini. Jangankan di luar negri, di Indonesia pun banyak yang tidak peduli. Hutan-hutan dikawasan puncak hampir sebagian di tebang dan dialih fungsikan untuk pembuatan villa. Padahal, jika kita berpikir secara kritis kawasan tersebut adalah kawan penyerapan air hujan terbanyak. Hal tersebut dikarenakan morfologi puncak yang memiliki ketinggian yang lebih dibandingakan daerah-daerah lain di ibukota.

Sudahkah terlintas di pikiran kalian bahwa penebangan hutan merupakan akar permasalahan yang besar bagi bumi. Hutan yang memiliki fungsi penghasil oksigen jika di tebang maka fungsi nya pun akan menghilang. Selain itu, lahan yang terbuka sebagai akibat penebangan pohon tersebut akan dijadikan bangunan tembok maka pernahkah kalian berpikiri kemana larinya air disaat hujan turun? Air yang tidak bisa diserap oleh tanah tersebutlah yang membawa bencana baru yakni Banjir.

Maka dari itu kawan, Hutan merupakan investasi yang paling besar bagi kehidupan manusia di bumi. Mulai sekarang, tanamilah lahan sebelah rumah kalian dengan tanaman yang sekiranya bisa membantu penghijauan dunia. Walaupun sedikit, setidaknya kita sudah berupaya berpartispasi dalam hijaunya bumi.

SAKA WANABAKTI 

Member of Saka Wanabakti:
Putra  : Alif, Mahanda, Iqbal, Nurrohman, Dwi, Maulana, Rizki, Hasby, Andy, Ridho, Boni, Bobit, Mukhlis, Reza, dll
Putri  : Setra, Rahma, Dhea, Eka, Putri, Yolanda, Noni, Sri, Novita, Efry, Gifta, Selly, Maria, Any, Yanti, Neneng, dll
Kakak pembina  : Herlizan