Pagi yang cerah, seakan menjadi tanda bahwa matahari
menepati janjinya untuk selalu setia menemani aktifitas setiap insan di bumi.
Hampir semua pucuk dedaunan seakan masih tersisa  beberapa uap air dari derasnya hujan semalam.
Jalanan pun terlihat basah seperti mendadak di tumpahkan air. 
Hari ini, tepatnya hari senin hari dimana tahun
ajaran baru di mulai. Kiky sangat antusias menapaki hari baru di sekolah
barunya. Namun hal itu sedikit sulit karna Kiky harus mengubah pola pikirnya
semasa SMP dulu. Pendidikan yang ia jalani saat ini ialah pendidikan yang
tertinggi di keluarganya. Kiky menjadi kebanggaan karena hanya dia yang mampu
bertahan melajutkan pendidikan tingkat SMA di desanya. Namun di desanya tidak
ada sekolah setingkat dengan SMA. Dengan berat hati ibu Kiky harus melepaskan
anaknya untuk melanjutkan pendidikan di kota, tepatnya di kota Bogor.
Kemarin, tepatnya seminggu yang lalu ayah Kiky
mengantar Kiky ke kota untuk di carikan tempat kost. Awal nya ayah sedikit
kecewa karna semua tempat kost di sekitar sekolah sudah penuh, namun akhirnya
ayah pun terpaksa mencarikan Kiky kost yang agak jauh dari sekolah. Memang,
tempat kostnya lumayan bagus dan mempunyai kamar yang besar untuk di huni namun
kamar tersebut semuanya penuh hanya saja tinggal 1 kamar kosong di sudut yang
cukup lama tak di pakai. Sang ibu kos merasa kasihan terhadap ayah Kiky yang
sepertinya cukup berputus asa, dan akhirnya kamar tersebut di sewakan  terhadap Kiky dengan harga yang cukup murah
karena tempat, keadaan, dan lokasinya yang tak cukup menguntungkan. Ayah Kiky
pun merasa lega. Dan setelah ia membantu Kiky menata kamar kost nya, malam itu
pun ayah Kiky pulang dengan mengendarai sepeda motor. Namun, sebelumnya, ayah
Kiky meninggalkan uang sebesar 500 ribu untuk keperluan Kiky di luar uang
tagihan kos. Dan ayah Kiky berpesan, “jangan boros dengan uang yang ayah
berikan. Ayah tidak bisa menjenguk Kiky selalu. Dan sepertinya ayah akan
kembali menjemput Kiky saat kelulusan sekolah 3 tahun kemudian. Belajar yang
benar dan buat lah ayah bangga. Ayah hidup untuk Kiky. Dan apabila Kiky
membutuhkan uang, kirimi ayah atau ibu surat”. Dengan berat hati Kiky harus
melepaskan uluran tangan nya dari tangan ayahnya. Tetes demi tetes air mata
berjatuhan dari kelopak mata ayah yang harus melepaskan anaknya mencari ilmu di
negeri orang. 
Satu kata yang di ucap ayah untuk terakhir
kalinya terhadap Kiky ialah “ayah sayang Kiky.” Dan setelah itu ayah menyalakan
mesin motor dan melaju dengan kencang karna takut di anggap cengeng oleh Kiky.
Namun na’as. Di sepanjang perjalanan dari Bogor ke desanya ayah selalu menangis
dan akhirnya tidak konsentrasi terhadap jalanan di depan nya dan akhirnya ,”
Duaaaaaaarrrrrrrrrrrrr” sepeda motor yang ayah kendarai menabrak truk yang
sedang melaju kencang dan mambuat sepeda motor ayah membawa ayah masuk ke jurang
di sebelah kanan nya. Sungguh tragisnya, pengemudi truk tersebut melarikan diri
dengan masuk ke hutan. Paginya berita tentang tabrak lari tersebut masuk Koran
harian. Hal tersebut di ketahui Kiky saat dia hendak ke warung dan tak sengaja
mendengar perbincangan orang-orang tentang hal yang tragis tersebut. Dan saat
itu juga ia teringat ayah nya. Tiba-tiba ribuan tanda Tanya muncul dalam benak
Kiky. “Apakah itu ayah?????”. Dengan sigap, Kiky berlari ke wartel dan mencoba
menghubungi pak kades di desa. Di desa tidak ada satupun orang yang mempunyai
handphone kecuali orang-orang tertentu. 
“Halo, assalammualaikum pak kades??”. Kiky
“Ya, saya sendiri. Ini siapa ya??” Pak Kades
“Kiky pak, anak bapak Deno. Kiky menelpon bapak
karena mau menanyakan apakah benar berita yang di muat Koran harian bahwa bapak
Kiky meninggal pak??” Kiky
“Oh, sebelumnya bapak juga terkejut ki tentang
hal itu. Namun itu sudah suratan. Benar, bapak mu sudah pergi ki. Ikhlaskan
dia. Dan tadi ibu mu berpesan agar kamu tak usah pulang ke desa. Itu bisa
merepotkanmu saja. Kamu sekolah lah yang baik. Ibu mu akan selalu ada untuk mu.
Kamu tak perlu khawatir. Ibu menyayangi mu.” Pak Kades
Tetes demi tetes air mata Kiky berjatuhan
mendengar kenyataan yang ada. Namun, mau dikata apa. Ini sudah suratan sang
ilahi. Yang di tinggalkan harus tetap tabah dan lebih mendekatkan diripada sang
ilahi. Dan kini, hanyalah sejuta kenangan yang tertinggal. “Tuhan, tabahkan
hati ini.”
Hari ini Kiky mencoba lebih ceria. Hari ini hari
pertamanya menjadi anak SMA seutuhnya. Dia  mencoba menjalani harinya dengan baik. Kiky
kini sudah menempati kelas tetapnya, X2. Dia sangat beruntung, karna banyak
teman-teman yang menyayanginya. Sebagian anak di kelas mempunyai nasib yang
sama seperti Kiky, anak kost-kostan. Tapi mereka tidak malu, mungkin karna
mereka berfikir ‘kenapa harus malu, toh juga ini pekerjaan yang mulia,
belajar’. Kiky mempunyai teman yang cukup dibilang akrab. Kebetulan temannya
itu juga ngekost di tempat yang sama. Namanya Viby. Viby juga berasal dari desa
yang kebetulan desanya itu dekat dengan desa Kiky. Viby juga anak satu-satunya
di keluarganya yang berhasil mencapai pendidikan tingkat SMA. Bangga !!!!.
Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, hingga
menjadi tahun Kiky menjalani harinya bersama-sama dengan Viby. Setahun berlalu.
Kiky sudah melewati satu tahun di kelas 10 dan sekarang Kiky melanjutkan kelas
di kelas 11. Oleh karna Kiky mendapatkan ranking, jadi dia duduk di kelas 11
unggul, XI 1. Viby pun begitu. Namun kesenangan tersebut tak begitu Kiky
rasakan. Karena saat ini Kiky memikirkan bagaimana mendapatkan uang untuk
membayar sewa kost selama 1 tahun kedepan. Cukup lama Kiky tak mendapatkan uang
dari ibu di desa. Padahal puluhan bahkan ratusan surat sudah ia kirim ke ibu di
desa. Apa boleh buat. Kiky pun mencoba mencari pekerjaan. Kebetulan Viby
memberitahu kalau ada 1 lowongan kosong di toko kue tempatnya berkerja. Kiky
sangat beruntung mempunyai teman seperti Viby.
‘Meidy Cake Shop’, merupakan toko kue terkenal di
Bogor. Pemilik nya seorang nenek tua yang hanya mempunyai satu cucu cowok. Dia
sudah membuka toko kue sejak umur 23 tahun dan sekarang umurnya sudah 50 tahun.
Wawwww !!! can you shadow!! Udah berapa lam tuh toko kue. Enakk sih. 
Sepulang sekolah Kiky selalu rutin menjemput Viby
untuk pergi berkerja di toko kue nenek Meidy. Sesampai di toko kue, keduanya
harus mengenakan beberapa perlengkapan seperti baju seragam, topi, celemek.
Hari ini Kiky mendapat tugas membuat kue pai, kue, daging asap, dan kue keju.
Pekerjaan itu sungguh mudah apabila di kerjakan bersama teman. Setiap sore,
saat toko kue akan tutup, cucu kesayangan nenek selalu menjemput nenek. Kadang,
cucu kesayangan nenek itu menyapa Kiky yang sedang membersihkan meja toko. Kiky
pun membalas dengan senyuman manisnya. Cucu kesayangan nenek itu seumuran
dengan Kiky dan Viby, SMA. Namun, Kiky maupun Viby tak pernah tau nama dan
tempat sekolah nya. Aneeehh…
Sebulan berlalu..
Hari ini hari yang di anggap indah oleh Kiky.
Karna hari ini hari gajian+hari Kiky mengetahui nama cucu kesayangan nenek itu.
Namanya Fery. Nama yang bagus untuk orang seganteng dia. Kiky pun mulai
menyukainya. 
Tapak demi tapak ia tapaki di sabuah jalan beraspal
hitam di pinggir kota. Bersama kawan sejolinya ia berjalan sepulang berkerja
menuju sebuah toko sembako di seberang kost-an nya. Kiky dan Viby membeli
sembako untuk kebutuhan sehari-harinya. Sambil bercerita tentang uang gajian,
Kiky mengucapkan satu kata yang sedikit membuat Viby patah hati, ‘aku suka cucu
nenek’. Tiba-tiba Viby terdiam dan melepaskan genggaman tangan Kiky. 
“kamu kenapa??” Kiky
“enggak” Viby
“kamu suka ama Fery juga” Kiky
“enggak, udah yah aku duluan” Viby
“hey, Viby maafkan aku. Aku gak tau kalau kamu
suka ama Fery” Kiky
“……..”
Kiky pun langsung pulang kekamar kost dan
menangis. Kini, hanya diary yang bisa di jadikan tempat curahan hati Kiky.
Dear
diary..
Hari
ini, aku telah mengecewakan satu teman akrab ku L. Aku tak sengaja mengucapkan kata yang tak
seharusnya di ketahui teman ku . Aku tak mengetahui kalau dia juga suka sama
cucu nenek Meidy. Sungguh aku sangat menyesal. Kini, apakah dia mau memaafkan
ku dan masih akan mau berteman dengan ku. Tuhan, maafkan aku!! L 
Paginya..
Kiky menjemput Viby untuk pergi sekolah bersama.
Namun tak di sangka, Viby masih marah terhadap Kiky. Viby lebih memilih naik
angkot dahulu ketimbang naik angkot bersama Kiky. Sesampai di sekolah, Kiky
terkejut karna sosok yang telah membuat pertemanan nya dengan Viby tiba-tiba
muncul di depannya.
“Fery??” Kiky
“hey, kamu sekolah disini?” Fery
“harusnya aku yang tanya, kamu sekolah disini
juga?” Kiky
“iya donk.” Fery
“oh. Kamu kelas berapa?” Kiky
“kata kepsek nya sih kelas XI 1” Fery
“hah??” Kiky
“kenapa?” Fery
“enggak, berarti kita sekelas donk” Kiky
“oh ya?” Fery
“ya, bgitulah” Kiky
Tiba-tiba Viby keluar kelas dan melihat Kiky
berjalan dengan Fery.
“dasar, plagiat” Viby (di telinga Kiky)
“dengarkan penjelasan ku dulu by” Kiky
“udahlah,” Viby (berlari ke WC)
“by, tunggu” Kiky ( melepaskan genggaman tangan
Fery dan berlari menyusul Viby)
Di WC..
“by, jangan nangis!” Kiky (menepuk pundak Viby)
“apa peduli kamu ke aku??” Viby (menepis tangan
Kiky)
“aku sayang ama kamu by, kamu udah aku anggep
kayak keluarga ku by” Kiky
“sayang?? Kalau sayang ama aku, kenapa kamu suka
ama Fery. Aku udah lama suka ama dia. Malahan sebalum kamu kerja di toko itu”
Viby
“tapikan, mana aku tau.” Kiky
“udahlah, sekarang kita bukan teman lagi. Kita
musuhan.!” Viby (memutuskan gelang persahabatan mereka dan keluar)
Tak sengaja Fery mendengar percakapan mereka.
Sungguh betapa bersalahnya Fery yang telah menjadi pokok permasalahan antara
persahabatan mereka.
Tiba- tiba Kiky keluar.
“Fery? Kamu kok disini?”Kiky
“maafkan aku, aku udah denger semua perckapan mu
dan Viby” Fery
“ya gak apa” Kiky J J
Biasanya, sepulang sekolah Kiky selalu pulang
bersama teman akrabnya, Viby. Namun hal itu berubah sejenak saat ini. Setiap
pulang, Kiky selalu diminta oleh Fery untuk pulang bersamanya. Hal itu juga
langsung di saksikan oleh Viby. Oh ya, Fery bukan hanya gebetan dia. Fery juga
dianggap oleh Kiky sebagai rival nya dalam hal ranking. 
Hari ini, tepat satu semester di kelas XI
berakhir. Hari ini hari pembagian hasil ulangan yang telah di laksanakan minggu
kemarin. Rasa penasaran sekaligus rasa cemas ranking akan turun menjadi
syndrome paling di takutkan Kiky saat menunggu hasil di umumkan. ‘Tuhan Buatlah
Diri Ini Tenang.’
Yapzz.. hal yang di tunggu akhirnya terungkap
sudah. Hasil pembelajaran kali ini menetapkan Kiky sebagai ranking satu
mengalahkan rival nya Fery dan Viby. Viby sungguh marah sekaligus benci
terhadap Kiky. Viby tak menganggap Kiky sebagi temannya. ‘dasar, plagiat cap
kakap’. Udah gebetan di ambil, raking juga di ambil,’ ujar Viby di dalam
hatinya.
Kini, Kiky merasakan 2 hal yang di anggap
memiliki sifat yang berbeda, senang plus sedih. ‘Sudahlah, mengalir apa adanya
ki, aku tahu kamu bisa melewati ini.’ Kata penyemangatnya (di dalam hati). 
Terkadang, Kiky berfikir kenapa orang di jaman
sekarang lebih mendahulukan dunia. Padahal dunia hanyalah tempat dimana ladang
untuk mencari amal. Jika kebahagiaan ini semua bisa ditukar dengan moment saat
dia berkumpul bersama keluarganya, dia rela akan kehilangan ini semua. Tapi,
ini IMPOSSIBLE !! Salah satu upaya Kiky agar bisa berkumpul bersama keluarganya
di surga hanya lah beribadah dan mendo’akan keluarganya.
Libur Semester
Kiky, berencana untuk pulang ke kampung
halamannya. Sekian jam ia lewati agar bisa sampai di kampung tercinta.
Pemandangan, udara, kehangatan keluarga adalah suatu hal yang sangat ia
tunggu-tunggu untuk bisa menikmatinya saat ia pulang kampung. Namun satu
komponen dari itu semua sudah mulai pudar, karena saat ia pulang kampung tidak
ada satupun keluarga yang menyambutnya, bahkan warga sekitar pun tidak. Ia
mencoba mencari kejanggalan akan hal tersebut. Dengan sekuat tenaga ia berlari
menyusuri alur jalan kebun teh melewati beberapa jembatan gantung yang
menghubungkan dua desa dan menuruni sebuah perbukitan yang curam. Ia sangat
terkejut saat melihat tidak adanya lagi rumah kayu yang menjadi tempat bercanda
mengumpulkan kehangatan bersama keluarganya dahulu. 
“rumah ku……… ibu………dimana engkau ??” jerit Kiky
histeris.
Jeritan Kikiy bak petir myambar-nyambar, namun
walaupun begitu tidak ada orang yang peduli. Bahkan orang yang lewat
menganggapnya gila. Teriris. Sampai suatu ketika seseorang dating menghampiri
dan menanyakan perihal yang sedang terjadi pada Kiky.
“hey nak. Kenapa kamu?” Tanya seseorang itu
“bude Darmi” 
jawab Kiky
“Kiky. Kamu pulang nak? Kenapa gak kabari bude?” 
“Kiky lupa ke wartel bude”
“bude, mana ibu. Terus kenapa rumah Kiky gak
ada?” Tanya Kiky
“ceritanya panjang nduk.. mari kerumah bude saja.
Nanti bude ceritakan..” pintanya 
“tapi,, Kiky kangen ibu…” rintih Kiky..
“ikut saja dulu nduk” ujar bude Darmi
Lalu, merasa penasaran Kiky pun menuruti apa kata
bude Darmi..
“begini nduk, saat kamu dan ayahmu pergi kekota
kala itu ibu mu selingkuh dengan pengusaha yang merekrut kebun teh tempat ibu
mu berkerja. Malahan, saat terdengar kabar bapak mu meninggal akibat kecelakaan
ibu mu sangat kegirangan. Bahkan saat jenazah ayahmu diantarkan kerumah, ibumu
malah pergi kekota untuk bersenang-senang dengan selingkuhannya itu.
Sampai-sampai ia menelpon pak kades 
untuk mengabarkan bahwa ia tidak akan kembali pulang ke kampung lagi.
Sebulan setelah itu, terdengar kabar bahwa ia sudah menikah dengan
selingkuhanya itu.” Kata bude Darmi.
“bude bohongkan?” kata Kiky tak menyangka
“nggak nduk. Kapan bude bohong sama Kiky?”
“tapi, Kiky nggak percaya kalau kejadiannya bisa
se-tragis ini bude” Kiky
“sudalah nduk. Tidak usah kamu ratapi. Ini sudah
suratan” bude Darmi
“terus, kenapa rumah Kiky nggak ada lagi?” Kiky
“rumah kamu di bongkar karena dijual oleh ibumu”
bude Darmi
“kenapa dijual?” Tanya Kiky
“mana bude tahu” bude Darmi
“nah nduk. Sekarang kamu tinggal dirumah bude
wae.”bude Darmi
“tapi, nanti bisa ngerepotin” Kiy
“nggak kok. Kamu sudah bude anggap anak sendiri”
bude Darmi
Kiky sangat beruntung, disaat semua kelurga nya
melupakannya tapi ada sesosok orang yang masih mau peduli kepadanya. 2 minggu
ia lewati, sampai suatu saat, hari mengharuskan ia kembali kekota untuk
melanjutkan pendidikannya. Ibu. Yah bude Darmi adalah ibunya saat ini. Bude Darmi
sangat menyayanginya. Bahkan ia rela mendengarkan semua keluh kesah Kiky saat
menjalani hari-harinya di kota. Bude Darmi pun rela mengirimkan uang saku bagi
Kiky setiap bulanya. Kiky bagai merasakan arti ibu sesungguhnya.
Pagi hari…
Yah, hari ini Kiky harus menjalani statusnya
sebagai pelajar lagi. Kiky melakukan segala rutinitasnya seperti biasa,
sekolah, pelayan toko kue tekadang menjadi tukang gosok anak kost lainnya.
Tapi, Kiky ikhlas melakukannya. 
Toko kue nenek Meidy
Dengan menggunakan baju, celemek , topi, Kiky
siap memulai pekerjaannya. Tiba-tiba…
“hey ky.” 
Sapa Fery
“Fery.. kamu tadi kenapa gak sekolah?” Tanya Kiky
“gue ama nenek abis jenguk kerabat syukuran
babynya di luar kota.” Jawab nya
“oh..” jawab Kiky
“nih oleh-olehnya.” Fery ( melempar katongan
plastic berwarma hijau)
“apaan nih?” Kiky
“buka aja..” Fery
“masya Allah. Ini mahal Fery.” Jawab Kiky dengan
keherannan.
“udah ambil aja.” Fery
“thanks yah.” Kiky
“urewlcm” Fery
“hahahha” Kiky
“udah sana klerja lagi…” Fery
“iyah ah bawel” Kiky
Moment penting !. namun moment ini disaksikan
oleh Viby. Viby tak bisa menahan amarahnya. ‘ kenapa yah Fery lebih suka sama
Kiky daripada sama aku. Padahalkan aku yang lebih cantik’.  Viby tak habis pikir. Viby pun merencanakan
sesuatu untuk menjebak Kiky dengan memasukan kecoa ke dalam kue yang ia buat. 
“hey Kiky. 
Kamu tadi dipanggil nek Meidy di kantor.” Jebak Viby
“oh yah..” Kiky
“iyah, buruan deh. Nanti nek Meidynya marah lagi”
Viby
“aku tinggal bentar yah” Kiky
“yupz” Viby
Dengan sigap Viby memasukan beberap kecoa kedalam
kue buatan Kiky. Lalu memanggangnya dan meletakannya diatas meja.
“ki, kue yang kamu buat tadi udah gue panggang
karena tadi ada yang pesan banyak. Gih buruan kamu antar kedepan” Viby
“ok bos” jawab Kiky sigap
Tiba-tiba orang berteriak ‘kecoa’. Nenek Meidy
pun keluar kantor dan mencari tahu apa yang sedang terjadi. kiky mencari sumber
masalah. Kiky ialah orang yang cerdas. Dia mencari tahu kenapa didalam kuenya
terdapat kecoa. “yah, aku tahu masalahnya. Tadikan aku tinggal kue-kue itu di
dapur…. Pastiiiiiii… Viby”. Kiky langsung berlari kebelakang mencari Viby.
Karena emosi yang tidak terkontrol, Kiky menjambak rambut Viby dan terjadilah
sebuah petikaian di dapur.  Dan akhirnya,
Kiky pun dipecat. 
Sungguh tragis.
Berhari-hari ia selalu layangkan surat ke
angkasa, menanyakan kabar ayahnya dan tak jarang ia mengadu nasib kepada Tuhan.
Berhari-hari pula ia mencari lowongan kerjaan,
tapi sia-sia. Semuanya pupus. Samapi suatu ketika ia sedang membaca Koran di
perpustakaan ia melihat sebuah lowongan perjaan di sebuah butik di pusat kota. 
Butik Calista.
Ini, pengharapan terakhir bagi Kiky. Ia sudah
cukup lelah mencari lowongan peklerjaan. Tapi… syukur alhamdullialah ia di
terima di butik tersebut. Ia sungguh berteima kasih kepada mbak Rumi yang telah
menerima keberdaannya untuk berkerja disini. Namun, mbak Rumi bukanlah sang
pemilik toko. Dengar-dengar sang pemilik toko bernama Calista. Yah sesuai nama
butiknya. Namun, selama Kiky berkerja disana, Kiky belum pernah melihat wajah
sang pemilik toko. Sampai suatu ketika terdapat pengumumnan bahwa sang pemilik
toko akan berkunjung, semua pegawai gegap gempita meyambut kedatangannya. Yah..
alangkah terkejutnya Kiky saat melihat wajah yang sangat ia kenali. Pandangan
pertama seolah-olah bukan pandangan pertama. Ibu. Yah kata pertama saat ia
melihat wajah sang pemilik toko. Berjuta tanda tanya muncul denga cepat dalam
benak Kiky bak anak panah yang dilepaskan. ‘apa benar ini ibu?’. Yah, kini
anatar ibu yang dulu dengan ibu yang sekarang jauh sangat berbeda. Ibu yang
dulu sangatlah bersahaja, beriman, dan tidak sombong. Tapi, ibu yang sekarang
sudah mewah dengan gaun pendek sepaha yang glamour melilit di badanya, tidak
sopan dan sombong. Kiky tidak berniat memanggil apalagi menganggapnya sebagai
ibu kala ia tahu bahwa sang pemilik toko adalah ibunya. 
Suatu hari Kiky pura-pura tak mengenal ibu nya
saat ia tidanyai oleh sang pemilik toko, ibunya.
“hey kamu.. sini..” 
“yah. Ada yang bisa saya bantu buk?”
“kamu ikut saya kedalam..” 
Didalam
“nama kamu… si-a-pa?”
“Kiky buk..”
“lengkapnya?”
“Kiky Deriana Dewi”
“oh.. kamu kenal dengan saya?”
“kenal. Ibu pemilik toko bukan?”
“Iya.. selebihnya…?”
“sepertinya tidak”
“Aku ibu mu nak..”
“maaf buk. Saya tidak oernah mampunyai ibu
seperti ibu. Ibu saya dikampung namanya Darmi. Biarpun ibu saya orang kamppung
saya sangat amat mencintainya”
Mendengar penjelasn KIky, ibu pun  merasa malu dan sedih. Cucuran air mata jatuh
menimpa beberapa berkas di mejanya.
“aku ini ibu mu nak.. ayo.. tinggal bersama ibu”
“tidak. Biarpun kau bekas ibuku, biarpun kau yang
melahirkan ku, aku tak sudih tinggal bersama mu.”
“ kenapa? Bukankan jika kau tinggal bersama ku
kau akan mendapatkan segalanya”
“segalanya?”
“iya nak”
“tidak.. lebih baika aku mati dengan status miskin
harta daripada miskin moral seperti mu”
Dengan genangan air mata yang menganak sungai
Kiky keluar ruangan tersebut dengan lega hati mengetahui bahwa sang pemilik
toko benar-benar ibunya. Kini Kiky tidak berkerja di butik lagi dikarenakan
sering membolos. Tanpa disadari, terdengar kabar bahwa sang ibu meninggalkan
semua ke-mewahannya dan suami selingkuhanya dan kembali ke kampung untuk
menanti kepulangan Kiky stelah lulus dari pendidikannya
Hari-hari ia jalani seperti biasa. Kiky mengalami
kepuasan batin atas yang telah dilakuakan ibunya yang telah berusaha menjadi
ibu seperti dulu lagi.
Hari berganti bulan. Bulan berganti tahun. Tak
terasa Kiky sudah menamatkan pendidikan tingkat SMA nya. Hari ini adalah hari
yang terpenting bagi angkatanya. Acara perpisahan. Yah dengan menggunakan gaun
panjang berwarna peach dan sepatu ber-blink Kiky seolah-olah mencerminkan
seorang ratu turun dari khayangan. 
Tampak Viby yang memakai gaun biru donker juga serasi dengan menggunakan
sepatu ber-hak tinggi berwarna putih. Pada moment penting ini, Kiky berpasangan
dengan Fery, sedangkan Viby dengan pacar barunya, Boby. Suatu rangkaian acara
yang sangat ia tunggu adalah penyerahan bea siswa kedokterannya di Singapura.
Dengan berakhirnya semua rangkaian acara, Kiky
dianggap bukan anak SMA lagi, melainkan calon mahasiswa. Dengan perbekalan
ongkos sebesar 500 ribu, Kiky dengan semangat meninggalkan tempat kost dan
sejuta kengan terhadap ibu kost dan tak terlupa Viby yang akan melanjutkan
studi bahasa arabnya di Kairo tahun depan. Dengan mengendarai bus selam 5 jam,
Kiky akhirnya sampai. Kiky sangat terkejut saat kerumunan warga kampungnya
menyambut kedatangannya. Namun, akat yang pertam ayang terucap adalah ‘IBU’..
Kiky langsung berlari memeluk sang ibu dengan penuh kehangatan. Satu yang tak
terlupa ialah ciuman dan bisikan penyemangat dari ibu yang mengatakan 
JADILAH
BINTANG YANG SELALU BERSINAR WALAU MALAM MENYELIMUTI