Label

Sabtu, 16 Februari 2013

Duka Sang Juara



Pagi yang cerah, seakan menjadi tanda bahwa matahari menepati janjinya untuk selalu setia menemani aktifitas setiap insan di bumi. Hampir semua pucuk dedaunan seakan masih tersisa  beberapa uap air dari derasnya hujan semalam. Jalanan pun terlihat basah seperti mendadak di tumpahkan air.
Hari ini, tepatnya hari senin hari dimana tahun ajaran baru di mulai. Kiky sangat antusias menapaki hari baru di sekolah barunya. Namun hal itu sedikit sulit karna Kiky harus mengubah pola pikirnya semasa SMP dulu. Pendidikan yang ia jalani saat ini ialah pendidikan yang tertinggi di keluarganya. Kiky menjadi kebanggaan karena hanya dia yang mampu bertahan melajutkan pendidikan tingkat SMA di desanya. Namun di desanya tidak ada sekolah setingkat dengan SMA. Dengan berat hati ibu Kiky harus melepaskan anaknya untuk melanjutkan pendidikan di kota, tepatnya di kota Bogor.
Kemarin, tepatnya seminggu yang lalu ayah Kiky mengantar Kiky ke kota untuk di carikan tempat kost. Awal nya ayah sedikit kecewa karna semua tempat kost di sekitar sekolah sudah penuh, namun akhirnya ayah pun terpaksa mencarikan Kiky kost yang agak jauh dari sekolah. Memang, tempat kostnya lumayan bagus dan mempunyai kamar yang besar untuk di huni namun kamar tersebut semuanya penuh hanya saja tinggal 1 kamar kosong di sudut yang cukup lama tak di pakai. Sang ibu kos merasa kasihan terhadap ayah Kiky yang sepertinya cukup berputus asa, dan akhirnya kamar tersebut di sewakan  terhadap Kiky dengan harga yang cukup murah karena tempat, keadaan, dan lokasinya yang tak cukup menguntungkan. Ayah Kiky pun merasa lega. Dan setelah ia membantu Kiky menata kamar kost nya, malam itu pun ayah Kiky pulang dengan mengendarai sepeda motor. Namun, sebelumnya, ayah Kiky meninggalkan uang sebesar 500 ribu untuk keperluan Kiky di luar uang tagihan kos. Dan ayah Kiky berpesan, “jangan boros dengan uang yang ayah berikan. Ayah tidak bisa menjenguk Kiky selalu. Dan sepertinya ayah akan kembali menjemput Kiky saat kelulusan sekolah 3 tahun kemudian. Belajar yang benar dan buat lah ayah bangga. Ayah hidup untuk Kiky. Dan apabila Kiky membutuhkan uang, kirimi ayah atau ibu surat”. Dengan berat hati Kiky harus melepaskan uluran tangan nya dari tangan ayahnya. Tetes demi tetes air mata berjatuhan dari kelopak mata ayah yang harus melepaskan anaknya mencari ilmu di negeri orang.
Satu kata yang di ucap ayah untuk terakhir kalinya terhadap Kiky ialah “ayah sayang Kiky.” Dan setelah itu ayah menyalakan mesin motor dan melaju dengan kencang karna takut di anggap cengeng oleh Kiky. Namun na’as. Di sepanjang perjalanan dari Bogor ke desanya ayah selalu menangis dan akhirnya tidak konsentrasi terhadap jalanan di depan nya dan akhirnya ,” Duaaaaaaarrrrrrrrrrrrr” sepeda motor yang ayah kendarai menabrak truk yang sedang melaju kencang dan mambuat sepeda motor ayah membawa ayah masuk ke jurang di sebelah kanan nya. Sungguh tragisnya, pengemudi truk tersebut melarikan diri dengan masuk ke hutan. Paginya berita tentang tabrak lari tersebut masuk Koran harian. Hal tersebut di ketahui Kiky saat dia hendak ke warung dan tak sengaja mendengar perbincangan orang-orang tentang hal yang tragis tersebut. Dan saat itu juga ia teringat ayah nya. Tiba-tiba ribuan tanda Tanya muncul dalam benak Kiky. “Apakah itu ayah?????”. Dengan sigap, Kiky berlari ke wartel dan mencoba menghubungi pak kades di desa. Di desa tidak ada satupun orang yang mempunyai handphone kecuali orang-orang tertentu.
“Halo, assalammualaikum pak kades??”. Kiky
“Ya, saya sendiri. Ini siapa ya??” Pak Kades
“Kiky pak, anak bapak Deno. Kiky menelpon bapak karena mau menanyakan apakah benar berita yang di muat Koran harian bahwa bapak Kiky meninggal pak??” Kiky
“Oh, sebelumnya bapak juga terkejut ki tentang hal itu. Namun itu sudah suratan. Benar, bapak mu sudah pergi ki. Ikhlaskan dia. Dan tadi ibu mu berpesan agar kamu tak usah pulang ke desa. Itu bisa merepotkanmu saja. Kamu sekolah lah yang baik. Ibu mu akan selalu ada untuk mu. Kamu tak perlu khawatir. Ibu menyayangi mu.” Pak Kades
Tetes demi tetes air mata Kiky berjatuhan mendengar kenyataan yang ada. Namun, mau dikata apa. Ini sudah suratan sang ilahi. Yang di tinggalkan harus tetap tabah dan lebih mendekatkan diripada sang ilahi. Dan kini, hanyalah sejuta kenangan yang tertinggal. “Tuhan, tabahkan hati ini.”
Hari ini Kiky mencoba lebih ceria. Hari ini hari pertamanya menjadi anak SMA seutuhnya. Dia  mencoba menjalani harinya dengan baik. Kiky kini sudah menempati kelas tetapnya, X2. Dia sangat beruntung, karna banyak teman-teman yang menyayanginya. Sebagian anak di kelas mempunyai nasib yang sama seperti Kiky, anak kost-kostan. Tapi mereka tidak malu, mungkin karna mereka berfikir ‘kenapa harus malu, toh juga ini pekerjaan yang mulia, belajar’. Kiky mempunyai teman yang cukup dibilang akrab. Kebetulan temannya itu juga ngekost di tempat yang sama. Namanya Viby. Viby juga berasal dari desa yang kebetulan desanya itu dekat dengan desa Kiky. Viby juga anak satu-satunya di keluarganya yang berhasil mencapai pendidikan tingkat SMA. Bangga !!!!.
Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, hingga menjadi tahun Kiky menjalani harinya bersama-sama dengan Viby. Setahun berlalu. Kiky sudah melewati satu tahun di kelas 10 dan sekarang Kiky melanjutkan kelas di kelas 11. Oleh karna Kiky mendapatkan ranking, jadi dia duduk di kelas 11 unggul, XI 1. Viby pun begitu. Namun kesenangan tersebut tak begitu Kiky rasakan. Karena saat ini Kiky memikirkan bagaimana mendapatkan uang untuk membayar sewa kost selama 1 tahun kedepan. Cukup lama Kiky tak mendapatkan uang dari ibu di desa. Padahal puluhan bahkan ratusan surat sudah ia kirim ke ibu di desa. Apa boleh buat. Kiky pun mencoba mencari pekerjaan. Kebetulan Viby memberitahu kalau ada 1 lowongan kosong di toko kue tempatnya berkerja. Kiky sangat beruntung mempunyai teman seperti Viby.
‘Meidy Cake Shop’, merupakan toko kue terkenal di Bogor. Pemilik nya seorang nenek tua yang hanya mempunyai satu cucu cowok. Dia sudah membuka toko kue sejak umur 23 tahun dan sekarang umurnya sudah 50 tahun. Wawwww !!! can you shadow!! Udah berapa lam tuh toko kue. Enakk sih.
Sepulang sekolah Kiky selalu rutin menjemput Viby untuk pergi berkerja di toko kue nenek Meidy. Sesampai di toko kue, keduanya harus mengenakan beberapa perlengkapan seperti baju seragam, topi, celemek. Hari ini Kiky mendapat tugas membuat kue pai, kue, daging asap, dan kue keju. Pekerjaan itu sungguh mudah apabila di kerjakan bersama teman. Setiap sore, saat toko kue akan tutup, cucu kesayangan nenek selalu menjemput nenek. Kadang, cucu kesayangan nenek itu menyapa Kiky yang sedang membersihkan meja toko. Kiky pun membalas dengan senyuman manisnya. Cucu kesayangan nenek itu seumuran dengan Kiky dan Viby, SMA. Namun, Kiky maupun Viby tak pernah tau nama dan tempat sekolah nya. Aneeehh…
Sebulan berlalu..
Hari ini hari yang di anggap indah oleh Kiky. Karna hari ini hari gajian+hari Kiky mengetahui nama cucu kesayangan nenek itu. Namanya Fery. Nama yang bagus untuk orang seganteng dia. Kiky pun mulai menyukainya.
Tapak demi tapak ia tapaki di sabuah jalan beraspal hitam di pinggir kota. Bersama kawan sejolinya ia berjalan sepulang berkerja menuju sebuah toko sembako di seberang kost-an nya. Kiky dan Viby membeli sembako untuk kebutuhan sehari-harinya. Sambil bercerita tentang uang gajian, Kiky mengucapkan satu kata yang sedikit membuat Viby patah hati, ‘aku suka cucu nenek’. Tiba-tiba Viby terdiam dan melepaskan genggaman tangan Kiky.
“kamu kenapa??” Kiky
“enggak” Viby
“kamu suka ama Fery juga” Kiky
“enggak, udah yah aku duluan” Viby
“hey, Viby maafkan aku. Aku gak tau kalau kamu suka ama Fery” Kiky
“……..”
Kiky pun langsung pulang kekamar kost dan menangis. Kini, hanya diary yang bisa di jadikan tempat curahan hati Kiky.

Dear diary..
Hari ini, aku telah mengecewakan satu teman akrab ku L. Aku tak sengaja mengucapkan kata yang tak seharusnya di ketahui teman ku . Aku tak mengetahui kalau dia juga suka sama cucu nenek Meidy. Sungguh aku sangat menyesal. Kini, apakah dia mau memaafkan ku dan masih akan mau berteman dengan ku. Tuhan, maafkan aku!! L

Paginya..
Kiky menjemput Viby untuk pergi sekolah bersama. Namun tak di sangka, Viby masih marah terhadap Kiky. Viby lebih memilih naik angkot dahulu ketimbang naik angkot bersama Kiky. Sesampai di sekolah, Kiky terkejut karna sosok yang telah membuat pertemanan nya dengan Viby tiba-tiba muncul di depannya.
“Fery??” Kiky
“hey, kamu sekolah disini?” Fery
“harusnya aku yang tanya, kamu sekolah disini juga?” Kiky
“iya donk.” Fery
“oh. Kamu kelas berapa?” Kiky
“kata kepsek nya sih kelas XI 1” Fery
“hah??” Kiky
“kenapa?” Fery
“enggak, berarti kita sekelas donk” Kiky
“oh ya?” Fery
“ya, bgitulah” Kiky
Tiba-tiba Viby keluar kelas dan melihat Kiky berjalan dengan Fery.
“dasar, plagiat” Viby (di telinga Kiky)
“dengarkan penjelasan ku dulu by” Kiky
“udahlah,” Viby (berlari ke WC)
“by, tunggu” Kiky ( melepaskan genggaman tangan Fery dan berlari menyusul Viby)
Di WC..
“by, jangan nangis!” Kiky (menepuk pundak Viby)
“apa peduli kamu ke aku??” Viby (menepis tangan Kiky)
“aku sayang ama kamu by, kamu udah aku anggep kayak keluarga ku by” Kiky
“sayang?? Kalau sayang ama aku, kenapa kamu suka ama Fery. Aku udah lama suka ama dia. Malahan sebalum kamu kerja di toko itu” Viby
“tapikan, mana aku tau.” Kiky
“udahlah, sekarang kita bukan teman lagi. Kita musuhan.!” Viby (memutuskan gelang persahabatan mereka dan keluar)
Tak sengaja Fery mendengar percakapan mereka. Sungguh betapa bersalahnya Fery yang telah menjadi pokok permasalahan antara persahabatan mereka.
Tiba- tiba Kiky keluar.
“Fery? Kamu kok disini?”Kiky
“maafkan aku, aku udah denger semua perckapan mu dan Viby” Fery
“ya gak apa” Kiky J J
Biasanya, sepulang sekolah Kiky selalu pulang bersama teman akrabnya, Viby. Namun hal itu berubah sejenak saat ini. Setiap pulang, Kiky selalu diminta oleh Fery untuk pulang bersamanya. Hal itu juga langsung di saksikan oleh Viby. Oh ya, Fery bukan hanya gebetan dia. Fery juga dianggap oleh Kiky sebagai rival nya dalam hal ranking.
Hari ini, tepat satu semester di kelas XI berakhir. Hari ini hari pembagian hasil ulangan yang telah di laksanakan minggu kemarin. Rasa penasaran sekaligus rasa cemas ranking akan turun menjadi syndrome paling di takutkan Kiky saat menunggu hasil di umumkan. ‘Tuhan Buatlah Diri Ini Tenang.’
Yapzz.. hal yang di tunggu akhirnya terungkap sudah. Hasil pembelajaran kali ini menetapkan Kiky sebagai ranking satu mengalahkan rival nya Fery dan Viby. Viby sungguh marah sekaligus benci terhadap Kiky. Viby tak menganggap Kiky sebagi temannya. ‘dasar, plagiat cap kakap’. Udah gebetan di ambil, raking juga di ambil,’ ujar Viby di dalam hatinya.
Kini, Kiky merasakan 2 hal yang di anggap memiliki sifat yang berbeda, senang plus sedih. ‘Sudahlah, mengalir apa adanya ki, aku tahu kamu bisa melewati ini.’ Kata penyemangatnya (di dalam hati).
Terkadang, Kiky berfikir kenapa orang di jaman sekarang lebih mendahulukan dunia. Padahal dunia hanyalah tempat dimana ladang untuk mencari amal. Jika kebahagiaan ini semua bisa ditukar dengan moment saat dia berkumpul bersama keluarganya, dia rela akan kehilangan ini semua. Tapi, ini IMPOSSIBLE !! Salah satu upaya Kiky agar bisa berkumpul bersama keluarganya di surga hanya lah beribadah dan mendo’akan keluarganya.
Libur Semester
Kiky, berencana untuk pulang ke kampung halamannya. Sekian jam ia lewati agar bisa sampai di kampung tercinta. Pemandangan, udara, kehangatan keluarga adalah suatu hal yang sangat ia tunggu-tunggu untuk bisa menikmatinya saat ia pulang kampung. Namun satu komponen dari itu semua sudah mulai pudar, karena saat ia pulang kampung tidak ada satupun keluarga yang menyambutnya, bahkan warga sekitar pun tidak. Ia mencoba mencari kejanggalan akan hal tersebut. Dengan sekuat tenaga ia berlari menyusuri alur jalan kebun teh melewati beberapa jembatan gantung yang menghubungkan dua desa dan menuruni sebuah perbukitan yang curam. Ia sangat terkejut saat melihat tidak adanya lagi rumah kayu yang menjadi tempat bercanda mengumpulkan kehangatan bersama keluarganya dahulu.
“rumah ku……… ibu………dimana engkau ??” jerit Kiky histeris.
Jeritan Kikiy bak petir myambar-nyambar, namun walaupun begitu tidak ada orang yang peduli. Bahkan orang yang lewat menganggapnya gila. Teriris. Sampai suatu ketika seseorang dating menghampiri dan menanyakan perihal yang sedang terjadi pada Kiky.
“hey nak. Kenapa kamu?” Tanya seseorang itu
“bude Darmi”  jawab Kiky
“Kiky. Kamu pulang nak? Kenapa gak kabari bude?”
“Kiky lupa ke wartel bude”
“bude, mana ibu. Terus kenapa rumah Kiky gak ada?” Tanya Kiky
“ceritanya panjang nduk.. mari kerumah bude saja. Nanti bude ceritakan..” pintanya
“tapi,, Kiky kangen ibu…” rintih Kiky..
“ikut saja dulu nduk” ujar bude Darmi
Lalu, merasa penasaran Kiky pun menuruti apa kata bude Darmi..
“begini nduk, saat kamu dan ayahmu pergi kekota kala itu ibu mu selingkuh dengan pengusaha yang merekrut kebun teh tempat ibu mu berkerja. Malahan, saat terdengar kabar bapak mu meninggal akibat kecelakaan ibu mu sangat kegirangan. Bahkan saat jenazah ayahmu diantarkan kerumah, ibumu malah pergi kekota untuk bersenang-senang dengan selingkuhannya itu. Sampai-sampai ia menelpon pak kades  untuk mengabarkan bahwa ia tidak akan kembali pulang ke kampung lagi. Sebulan setelah itu, terdengar kabar bahwa ia sudah menikah dengan selingkuhanya itu.” Kata bude Darmi.
“bude bohongkan?” kata Kiky tak menyangka
“nggak nduk. Kapan bude bohong sama Kiky?”
“tapi, Kiky nggak percaya kalau kejadiannya bisa se-tragis ini bude” Kiky
“sudalah nduk. Tidak usah kamu ratapi. Ini sudah suratan” bude Darmi
“terus, kenapa rumah Kiky nggak ada lagi?” Kiky
“rumah kamu di bongkar karena dijual oleh ibumu” bude Darmi
“kenapa dijual?” Tanya Kiky
“mana bude tahu” bude Darmi
“nah nduk. Sekarang kamu tinggal dirumah bude wae.”bude Darmi
“tapi, nanti bisa ngerepotin” Kiy
“nggak kok. Kamu sudah bude anggap anak sendiri” bude Darmi
Kiky sangat beruntung, disaat semua kelurga nya melupakannya tapi ada sesosok orang yang masih mau peduli kepadanya. 2 minggu ia lewati, sampai suatu saat, hari mengharuskan ia kembali kekota untuk melanjutkan pendidikannya. Ibu. Yah bude Darmi adalah ibunya saat ini. Bude Darmi sangat menyayanginya. Bahkan ia rela mendengarkan semua keluh kesah Kiky saat menjalani hari-harinya di kota. Bude Darmi pun rela mengirimkan uang saku bagi Kiky setiap bulanya. Kiky bagai merasakan arti ibu sesungguhnya.
Pagi hari…
Yah, hari ini Kiky harus menjalani statusnya sebagai pelajar lagi. Kiky melakukan segala rutinitasnya seperti biasa, sekolah, pelayan toko kue tekadang menjadi tukang gosok anak kost lainnya. Tapi, Kiky ikhlas melakukannya.
Toko kue nenek Meidy
Dengan menggunakan baju, celemek , topi, Kiky siap memulai pekerjaannya. Tiba-tiba…
“hey ky.”  Sapa Fery
“Fery.. kamu tadi kenapa gak sekolah?” Tanya Kiky
“gue ama nenek abis jenguk kerabat syukuran babynya di luar kota.” Jawab nya
“oh..” jawab Kiky
“nih oleh-olehnya.” Fery ( melempar katongan plastic berwarma hijau)
“apaan nih?” Kiky
“buka aja..” Fery
“masya Allah. Ini mahal Fery.” Jawab Kiky dengan keherannan.
“udah ambil aja.” Fery
“thanks yah.” Kiky
“urewlcm” Fery
“hahahha” Kiky
“udah sana klerja lagi…” Fery
“iyah ah bawel” Kiky
Moment penting !. namun moment ini disaksikan oleh Viby. Viby tak bisa menahan amarahnya. ‘ kenapa yah Fery lebih suka sama Kiky daripada sama aku. Padahalkan aku yang lebih cantik’.  Viby tak habis pikir. Viby pun merencanakan sesuatu untuk menjebak Kiky dengan memasukan kecoa ke dalam kue yang ia buat.
“hey Kiky.  Kamu tadi dipanggil nek Meidy di kantor.” Jebak Viby
“oh yah..” Kiky
“iyah, buruan deh. Nanti nek Meidynya marah lagi” Viby
“aku tinggal bentar yah” Kiky
“yupz” Viby
Dengan sigap Viby memasukan beberap kecoa kedalam kue buatan Kiky. Lalu memanggangnya dan meletakannya diatas meja.
“ki, kue yang kamu buat tadi udah gue panggang karena tadi ada yang pesan banyak. Gih buruan kamu antar kedepan” Viby
“ok bos” jawab Kiky sigap
Tiba-tiba orang berteriak ‘kecoa’. Nenek Meidy pun keluar kantor dan mencari tahu apa yang sedang terjadi. kiky mencari sumber masalah. Kiky ialah orang yang cerdas. Dia mencari tahu kenapa didalam kuenya terdapat kecoa. “yah, aku tahu masalahnya. Tadikan aku tinggal kue-kue itu di dapur…. Pastiiiiiii… Viby”. Kiky langsung berlari kebelakang mencari Viby. Karena emosi yang tidak terkontrol, Kiky menjambak rambut Viby dan terjadilah sebuah petikaian di dapur.  Dan akhirnya, Kiky pun dipecat.
Sungguh tragis.
Berhari-hari ia selalu layangkan surat ke angkasa, menanyakan kabar ayahnya dan tak jarang ia mengadu nasib kepada Tuhan.
Berhari-hari pula ia mencari lowongan kerjaan, tapi sia-sia. Semuanya pupus. Samapi suatu ketika ia sedang membaca Koran di perpustakaan ia melihat sebuah lowongan perjaan di sebuah butik di pusat kota.
Butik Calista.
Ini, pengharapan terakhir bagi Kiky. Ia sudah cukup lelah mencari lowongan peklerjaan. Tapi… syukur alhamdullialah ia di terima di butik tersebut. Ia sungguh berteima kasih kepada mbak Rumi yang telah menerima keberdaannya untuk berkerja disini. Namun, mbak Rumi bukanlah sang pemilik toko. Dengar-dengar sang pemilik toko bernama Calista. Yah sesuai nama butiknya. Namun, selama Kiky berkerja disana, Kiky belum pernah melihat wajah sang pemilik toko. Sampai suatu ketika terdapat pengumumnan bahwa sang pemilik toko akan berkunjung, semua pegawai gegap gempita meyambut kedatangannya. Yah.. alangkah terkejutnya Kiky saat melihat wajah yang sangat ia kenali. Pandangan pertama seolah-olah bukan pandangan pertama. Ibu. Yah kata pertama saat ia melihat wajah sang pemilik toko. Berjuta tanda tanya muncul denga cepat dalam benak Kiky bak anak panah yang dilepaskan. ‘apa benar ini ibu?’. Yah, kini anatar ibu yang dulu dengan ibu yang sekarang jauh sangat berbeda. Ibu yang dulu sangatlah bersahaja, beriman, dan tidak sombong. Tapi, ibu yang sekarang sudah mewah dengan gaun pendek sepaha yang glamour melilit di badanya, tidak sopan dan sombong. Kiky tidak berniat memanggil apalagi menganggapnya sebagai ibu kala ia tahu bahwa sang pemilik toko adalah ibunya.
Suatu hari Kiky pura-pura tak mengenal ibu nya saat ia tidanyai oleh sang pemilik toko, ibunya.
“hey kamu.. sini..”
“yah. Ada yang bisa saya bantu buk?”
“kamu ikut saya kedalam..”
Didalam
“nama kamu… si-a-pa?”
“Kiky buk..”
“lengkapnya?”
“Kiky Deriana Dewi”
“oh.. kamu kenal dengan saya?”
“kenal. Ibu pemilik toko bukan?”
“Iya.. selebihnya…?”
“sepertinya tidak”
“Aku ibu mu nak..”
“maaf buk. Saya tidak oernah mampunyai ibu seperti ibu. Ibu saya dikampung namanya Darmi. Biarpun ibu saya orang kamppung saya sangat amat mencintainya”
Mendengar penjelasn KIky, ibu pun  merasa malu dan sedih. Cucuran air mata jatuh menimpa beberapa berkas di mejanya.
“aku ini ibu mu nak.. ayo.. tinggal bersama ibu”
“tidak. Biarpun kau bekas ibuku, biarpun kau yang melahirkan ku, aku tak sudih tinggal bersama mu.”
“ kenapa? Bukankan jika kau tinggal bersama ku kau akan mendapatkan segalanya”
“segalanya?”
“iya nak”
“tidak.. lebih baika aku mati dengan status miskin harta daripada miskin moral seperti mu”
Dengan genangan air mata yang menganak sungai Kiky keluar ruangan tersebut dengan lega hati mengetahui bahwa sang pemilik toko benar-benar ibunya. Kini Kiky tidak berkerja di butik lagi dikarenakan sering membolos. Tanpa disadari, terdengar kabar bahwa sang ibu meninggalkan semua ke-mewahannya dan suami selingkuhanya dan kembali ke kampung untuk menanti kepulangan Kiky stelah lulus dari pendidikannya
Hari-hari ia jalani seperti biasa. Kiky mengalami kepuasan batin atas yang telah dilakuakan ibunya yang telah berusaha menjadi ibu seperti dulu lagi.
Hari berganti bulan. Bulan berganti tahun. Tak terasa Kiky sudah menamatkan pendidikan tingkat SMA nya. Hari ini adalah hari yang terpenting bagi angkatanya. Acara perpisahan. Yah dengan menggunakan gaun panjang berwarna peach dan sepatu ber-blink Kiky seolah-olah mencerminkan seorang ratu turun dari khayangan.  Tampak Viby yang memakai gaun biru donker juga serasi dengan menggunakan sepatu ber-hak tinggi berwarna putih. Pada moment penting ini, Kiky berpasangan dengan Fery, sedangkan Viby dengan pacar barunya, Boby. Suatu rangkaian acara yang sangat ia tunggu adalah penyerahan bea siswa kedokterannya di Singapura.
Dengan berakhirnya semua rangkaian acara, Kiky dianggap bukan anak SMA lagi, melainkan calon mahasiswa. Dengan perbekalan ongkos sebesar 500 ribu, Kiky dengan semangat meninggalkan tempat kost dan sejuta kengan terhadap ibu kost dan tak terlupa Viby yang akan melanjutkan studi bahasa arabnya di Kairo tahun depan. Dengan mengendarai bus selam 5 jam, Kiky akhirnya sampai. Kiky sangat terkejut saat kerumunan warga kampungnya menyambut kedatangannya. Namun, akat yang pertam ayang terucap adalah ‘IBU’.. Kiky langsung berlari memeluk sang ibu dengan penuh kehangatan. Satu yang tak terlupa ialah ciuman dan bisikan penyemangat dari ibu yang mengatakan
JADILAH BINTANG YANG SELALU BERSINAR WALAU MALAM MENYELIMUTI

Mendengar Apa Yang Tak Kamu Ucap



Tuli… itu takdir ku saat ini. Lebih dari 100 orang menghina ku setiap harinya. Mungkin kalian bingung bagaimana bisa aku mengetahuinya, sedangkan telinga ku sama sekali tidak berfungsi…?! Kalian tak perlu tau dari mana aku mendengar. Yah, hanya Tuhan yang tau dan memang, semua pendengaran ku di ciptakan dari-Nya.
Nama ku Gina, mungkin saat ini umurku sama dengan kalian. Mungkin pendidikan ku sama seperti kalian. Mungkin sifat ku sama seperti kalian. Mungkin, mungkin, dan mungkin. Aku tidak bisa mengatakannya secara pasti karena aku tidak terlalu peduli dengan  hidupku. Orangtua ku pun begitu. Mereka sudah tak anggap aku ada. Keadaanku yang tuli seperti ini membuat mereka malu untuk mengakui pada masyarakat kalau aku adalah anak mereka.
Dulu, aku terlahir normal. Bola mata biru yang menjadi daya tarik ku, hidung mancung yang menjadi pesonaku, dan telinga putih kecil yang menjadi kebanggaanku.
Tapi apa… saat menjelang ulang tahun ku yang ke 16 tahun, aku mengalami kecelakaan besar yang mengakibatkan kedua telingaku berhenti berfungsi. Saat kecelakaan yang menimpa ku, banyak teman cowok ku yang datang menjenguk. Tapi, setelah mengetahui kalau aku tuli mereka menghilang. Aku tau sekarang. Mereka berteman dengan ku hanya karena pesonaku. Saat itu aku mulai terpuruk. Aku berpikir melampaui batas. Percobaan bunuh diri sering aku lalukan di sekolah ataupun dirumah.
Setelah jam sekolah usai, semua siswa pulang kerumah. Namun tidak bagiku. Aku telah menyiapkan sebilah pisau kecil yang aku selipkan di tasku sejak dari rumah. Aku mencoba menyayat urat nadi ku hingga putus, namun hal itu gagal. Urat nadiku hanya tersayat setengah. Kebetulan, hal ini di saksikan langsung oleh salah seorang teman lelaki ku yang sangat tidak ku sangka kehadirannya, Bobby. Bobby langsung membawa ku kerumah sakit, dan aku sangat kecewa karena percobaan bunuh diri ku gagal.
 Kala itu, Bobby menjadi teman dekat ku. Dia selalu menemani aku di rumah sakit. Saat keterpurukanku datang, dia selalu menepisnya dengan nasihat-nasihat bijaknya. Perlahan ku coba menepis bayang-bayang cinta yang menghantui. Itu semua karena aku sadar, aku bukan-lah seorang cewek yang sempurna yang bisa di sandingkan dengan cowok sempurna yah sesempurna Bobby. Namun, waktu mengubah segalanya. Bobby dan cinta telah mengubah pemikiranku tentang tuli yang menjadi takdirku.
Saat ini, aku tidak terlalu memikirkan lagi tentang cemoohan orang luar tetang aku, sampai suatu ketika hal yang paling ku benci terjadi…
Sabtu, 5 Januari 2013…
Bobby mengajak ku pergi ketaman sebelah komplek ku. Dengan berjalan kaki kami lalui jalan setapak yang bercorak batu kali yang disusun rapi. Canda, tawa, dan gurawan yang kami rasa. Yah, kalian jangan pikirkan cara kami berkomunikasi, karena kalian tak tahu apa yang sesungguhanya terjadi apabila seseorang tersebut saling mencintai. Di pertengahan jalan, kami bertemu dengan seorang cewek yang mengenal Bobby. Ternyata cewek tersebut ialah mantan kekasihnya Bobby, Jani. Guyonan demi guyonan yang ia lontarkan kepada kami, hingga pada titiknya guyonan dia sangat menyinggung hati ku walau aku tidak mendengarnya secara langsung.
Titik demi titik air mata ku jatuh hingga menganak sungai. Hati ku bagai tersayat pisau cinta yang diasah tajam dengan bumbu kebencian. Aku bagai tak mengenal dunia saat kata TULI yang ia lontarkan ke hati ku secara tiba-tiba.
Aku pun langsung berlari dengan sekuat tenaga meninggalkan taman dan melewati rumah ku. Bobby  yang saat itu tengah membeli es krim langsung berlari mengejar ku. Mungkin, aku telah membuat jejak pelarian dengan air mata yang berceceran di jalanan. Aku masih berlari dengan kencang hingga sampai di suatu persimpangan jalan raya dan duaaarrrrr…… sebuah mobil menabrak Bobby yang ingin menyelamatkan aku. Aku pun langsung membawa Bobby ke rumah sakit terdekat. Sekian jam aku menunggu Bobby sadar hingga datanglah keluarganya dan… cewek itu. Semua keluarga Bobby men-judge aku. Aku pun pulang karena tak tahan dengan tekanan batin yang mereka lontarkan pada diri ku. Lama aku tak berkunjung menjenguk Bobby yang sedang koma di rumahnya. Dan tiba-tiba terdengar kabar kalau Bobby sadar dan ingin mengatakan sesuatu kepada ku.
Aku bergegas kerumah Bobby. Semua orang menunggu kehadiran ku untuk Bobby. Tahukah kalian apa yang Bobby katakana pada ku?? “Gina… maafkan aku, aku tidak bisa menjaga mu lagi. Aku akan pulang ke rumah Tuhan dan tahukah kau, di rumah Tuhan sana aku akan berbicara sekaligus memohon kepada Tuhan agar kamu bisa mendengar lagi. Aku ingin kamu bisa mendengarkan lagu keayangan mu lagi “Especially For You”
Setelah meninggalnya Bobby, Gina dapat mendengar  kembali. Berjuta kali Gina mengucapkan terima kasih kepada arwah Bobby.  Dan keluarga Bobby akhirnya bisa menerima kejadiaan ini dengan lapang dada.
Kebiasaan Gina sesudah pulang sekolah yakni mengunjungi kuburan Bobby dan menyanyikan lagu ‘Especially For You’
Especially For You
I Wanna Let You Know What I Was Going Through
All The Time We Were Apart I Though Of You
You Were In My Heart
My Love Never Changed
I Still Feel The Same

Especially For You

I Wanna Tell You I Was Felling That Way, Too
And If Dreams Were Wings, You Know
I Would Have Flown To You
To Be Where You Are
No Matter How Far
And Now That I’m Next To You

Ku harap kau menyadari ini..!!                                             (REALIZE)
Orang tuli sejatinya tidak bisa mendengar tapi, Tuhan menyayangi semua hambanya. Biarkan Tuhan mengambil pendengaran ku tapi Tuhan adil, Tuhan memberiku Hati. Hati yang akan selalu bergetar apabila hal buruk menggores salah satu saja lapisan hati ku.